Malam 1 Suro, Sejumlah Senjata Pusaka Peninggalan Pendiri Batang Dijamas

Malam 1 Suro, Sejumlah Senjata Pusaka Peninggalan Pendiri Batang Dijamas

BATANG - Sejumlah senjata pusaka peninggalan para leluhur pendiri Kabupaten Batang, dijamas bertepatan pada malam 1 Suro dalam menanggalan Jawa, atau melam pergantian tahun pada penanggalan Hijriah.

Tradisi penjemasan ini sudah menjadi tradisi turun temurun dalam mensyarakat Jawa. Jamasan pusaka juga merupakan salah satu cara merawat benda-benda yang memiliki sejarah.

Namun berbeda dari tahun sebelumnya, penjamasan pusaka pada tahun ini hanya diikuti kalangan terbatas saja, tanpa dihadirkan masyarakat seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dilakukan akibat terjadinya Pandemi Covid-19 yang hingga kini belum juga mereda.

"Mengingat saat ini masih pandemi Covid-19, maka kami lakukan tradisi penjamasan ini secara terbatas dan hanya diikuti sebagian ASN dan ahli waris. Kondisi tersebut berbeda dari tahun sebelumnya yang mengundang masyarakat. Namun terpenting adalah tetap melestarikan tradisi budaya tahunan," ungkap Bupati Batang, Wihaji usai prosesi penjamasan, Rabu (19/8/2020) malam.

https://m.youtube.com/watch?v=VfHujE4CN8M

Bupati mengungkapkan, penjamasan pusaka tombak Abirawa ini semata-mata hanya sebagai kegiatan budaya yang setiap tahunnya rutin dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Batang. "Jadi kegiatan ini tidak bermaksud untuk mengkultuskan benda-benda pusaka peninggalan para leluhur, hanya bagian dari nguri-uri budaya," terang Bupati Wihaji.

Bupati dan Wakil Bupati mengikuti prosesi penjamasan senjata pusaka peninggalan pendiri Kabupaten Batang.

Sebelum dilakukan penjamasan, tombak abirawa beserta puluhan benda pusaka lainnya dikirab mengelilingi halaman pendopo sebanyak tiga kali.
"Untuk tombak ada 8, salah satunya Tombak Abirawa. Selain itu juga ada puluhan benda pusaka lainnya, termasuk dari masyarakat yang menitipkan benda pusakanya," kata Wihaji.

Wihaji menyampaikan bahwa sebagai simbol pusaka Batang, Tombak Abirawa harus selalu dijaga kesakralannya, dan penjamasan menjadi bagian tradisi yang harus dilestarikan.

"Harapannya juga agar kita bisa saling membersihkan diri di tahun baru Islam ini. Tradisi ini juga sebagai guyub rukun membangun Batang dan bagian dari penghormatan leluhur, serta warisan leluhur tradisi yang harus dilanjutkan terus menerus," tandas Wihaji. (don)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: