Innalillahi, 5 Bocah Usia SD di Batang Meninggal Lantaran DBD
FOGGING - Dinkes Batang saat melakukan pengasapan di daerah yang terdampak DBD-Novia Rochmawati-
Wahyudi menyebut untuk mencegah kasus DBD makin melonjak, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya. Pertama adalah mengalokasikan dan mendistribusikan Rapid Diagnostik Test (RDT) DBD ke puskesmas.
"Lewat alat itu, di panas hari pertama pun bisa terdeteksi ada virusnya atau tidak," ucapnya.
Lalu, menggandeng dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Batang dan Kemenag. PIhaknya menggandeng kedua dinas yang punya institusi pendidikan itu meningkatkan cakupan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
BACA JUGA:Daftar 5 Produk Obat DBD BPOM yang Aman Dikonsumsi Pasien Demam Berdarah
Pihaknya juga mengumpulkan OPD dan camat untuk minta dukungan agar Jumat bersih digalakkan lagi. Terakhir, pihaknya mulai menggalakkan fogging pagi dan sore di wilayah penderita.
"Termasuk di sekolah, misalnya kemarin di SDN Wates dan SD Negeri Bakalan. Sembari kami sampaikan bahwa fogging tidak efektif. Yang paling efektif adalah Pemberantasan sarang nyamuk," ucapnya.
Ia menjelaskan, jika saat ini yang menjadi kendala adalah kesadaran PSN masyarakat. Sebenarnya hanya sederhana yaitu membuat genangan air di lingkungan sekitar agar tidak menjadi sarang nyamuk. Namun hal sepele itu justru diabaikan.
"Kalau di dalam rumah bersih, tapi di lingkungan sekitarnya yang tidak. Itu kami temukan ketika turun di lapangan," ujarnya
Ia menyebut biasanya melakukan fogging dalam radius 100 meter dari rumah pasien meninggal DBD, dan di situlah kondisi lingkungan sekitar terlihat. (nov)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radar pekalongan