308 Anak dari Keluarga Mampu di Kabupaten Pekalongan Stunting, Ini Penyebabnya Kata Bupati Fadia Arafiq

308 Anak dari Keluarga Mampu di Kabupaten Pekalongan Stunting, Ini Penyebabnya Kata Bupati Fadia Arafiq

Bupati Pekalongan Fadia Arafiq menandatangani pernyataan komitmen bersama percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pekalongan saat peringatan Harganas tahun 2024 di Aula Lantai 1 Setda, Selasa, 30 Juli 2024.-Hadi Waluyo-

KAJEN,RADARPEKALONGAN.CO.ID - Kasus stunting tak hanya menimpa keluarga kurang mampu. Keluarga mampu pun tak luput dari persoalan tumbuh kembang anak ini. 

Di Kabupaten Pekalongan, misalnya, ada 308 anak dari keluarga mampu yang mengalami stunting. Ada banyak faktor penyebabnya. Salah satu kurangnya pengetahuan orang tua atau orang tua pengganti akan pola menu makanan bergizi.

Kasus ratusan anak stunting dari keluarga mampu ini menjadi salah satu sorotan Bupati Pekalongan Fadia Arafiq saat Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Tahun 2024 di Aula Lantai 1 Setda Kabupaten Pekalongan, Selasa, 30 Juli 2024.

Bupati Fadia Arafiq menyebutkan, total stunting di Kabupaten Pekalongan ada 1.475 anak. Rinciannya, kata Bupati, anak dari keluarga mampu 308 anak, anak dari keluarga tidak mampu 1.167 anak, dan stunting akibat sakit ada 187 anak. 

"Artinya ini Pak Camat, Kepala Dinas, agar mengecek data-data yang ada sehingga kita bisa melakukan terobosan-terobosan cepat dan hebat," ujar Bupati Fadia. 

Baca juga:Peringati Harganas Ke-31, Bupati Fadia Arafiq Launching Kampung KB dan Integrasi Layanan Primer

Untuk kasus stunting dari keluarga tak mampu, kata Fadia, Pemkab Pekalongan bisa berkolaborasi dengan badan zakat. Badan zakat bisa bekerjasama dengan Pemkab Pekalongan sehingga orang tua yang tidak mampu ini bisa dibantu dengan bantuan modal. 

"Saya minta OPD berkoordinasi dengan kepala desa, biar tahun ini masalah stunting tuntas di Kabupaten Pekalongan, bisa turun drastis di Kabupaten Pekalongan," tandasnya. 

Untuk anak stunting dari keluarga mampu, penanganannya harus berbeda. Bukan diberikan bantuan pangan seperti dari keluarga tak mampu. Menurut Bupati, keluarga mampu yang anaknya stunting harus diberikan edukasi. 

"Karena belum tentu orang mampu paham tentang gizi. Belum tentu orang mampu paham bagaimana mensikapi anak-anak kita yang mungkin susunya kurang kadarnya," kata Bupati. 

"Anak-anak dari keluarga mampu tapi stunting saya minta Kepala Dinas BKKBN diberikan acara khusus dan ada penyuluhan langsung dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, sehingga mereka diajarkan cara memberikan gizi yang baik, memberikan susu yang baik kepada anak," lanjut Fadia.

Bupati Fadia pun mencontohkan pengalaman yang dialaminya saat anaknya masih kecil. Fadia menceritakan, saat anaknya masih kecil susah makan. Anaknya hanya mau makan nasi dengan kuah. Diberi lauk apapun tidak mau. 

"Nasi sama kuah saja, ndak mau pakai ayam, ndak pakai ini dan itu. Kalau dikasih lain-lain dia malah nangis dan ini ya memang takutnya kalau anak saya ditimbang dan stunting takutnya saya juga dapat bantuan waktu itu," ucap Bupati. 

Bupati Fadia lantas melakukan konsultasi ke dokter. Dari konsultasi itu, beberapa solusi pun diperolehnya. "Susunya saya kentalkan, anaknya mungkin doyannya apa, makanan selain nasi apa itu, kita fokuskan. Alhamdulillah karena kita konsultasi dengan dokter bagus, anak ini akhirnya tumbuh berkembang dengan sehat dan baik," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: