Tim di Balik Layar Pengujian Sampel COVID-19 di Jabar

Tim di Balik Layar Pengujian Sampel COVID-19 di Jabar

"Kita pun belum tahu puncak (pandemi COVID-19 di Jabar) di mana, jadi memang endurance (ketahanan) itu sangat diperlukan untuk kerja di lab, karena kami tidak tahu kerja sampai kapan," ujar Nia.

Nia pun bercerita, ada delapan orang lain asal ITB yang merupakan mahasiswa dan asisten penelitian yang bekerja secara sukarela di Labkesda Jabar.

"Sebetulnya mereka punya pilihan, bisa di rumah aja atau ikut volunteer di sini. Yang saya lihat, mereka memilih jadi volunteer di sini karena ingin melakukan sesuatu setelah ada outbreak (COVID-19) ini dan mereka punya ilmu yang bisa diterapkan di sini (Labkesda) untuk masyarakat," ucap Nia.

"Selain itu ada enam orang lain dari Tim Unpad di Gedung Eyckman. Mereka juga membantu mengerjakan Real Time PCR dengan dua alat yang ada," ujarnya.

Di Labkesda Jabar, pekerjaan Nia turut disokong oleh Aulia Saraswati Wicaksono, S.Si. Analis/ahli biologi dari Laboratorium Mikrobiologi Labkesda Jabar ini mengerjakan proses ekstraksi dari sampel di Viral Transport Media (VTM).

Aulia mengaku, jantungnya kerap berdegup lebih cepat jika sampel yang masuk ke Labkesda bertambah. Ya, artinya, semakin banyak orang terduga COVID-19 di luar sana yang menanti nasib dari hasil pemeriksaan.

"Warga di rumah saja juga membantu kami agar semakin sedikit sampel yang masuk, artinya semakin berkurang orang-orang terduga COVID-19. Kita berdoa saja semoga (pandemi) cepat turun," ucap Aulia.

"Harapannya jika semakin banyak sampel yang masuk, prosesnya bisa semakin cepat agar lebih banyak yang bisa dikerjakan. Lebih menghemat tenaga kalau alat dan bahannya tersedia," tuturnya.

Di usia tergolong muda yakni 24 tahun, Aulia kini menambah jam terbangnya dengan memeriksa sampel COVID-19. Meski begitu, Aulia berujar, dirinya sudah terbiasa menangani TB dan HIV.

"Malah lebih berbahaya TB karena dikultur dan itu (partikel) aerosol (menular lewat udara)," kata Aulia yang bekerja di Labkesda Jabar sejak Januari 2019.

"Yang pasti saya harus selalu menjaga kesehatan, makanan, gaya hidup, higienisnya. Pulang ganti baju dan mandi, karena selain melindungi diri sendiri saya juga harus melindungi keluarga."

"Keluarga sudah tahu (risiko pekerjaan), sebelum sampel COVID-19 juga saya mengerjakan TB dan HIV jadi mereka tahu safety precaution saya di kantor dan menerima (pekerjaannya)," ucap Aulia.

Adapun Labkesda Jabar sebagai salah satu laboratorium pemeriksa COVID-19 di Jabar sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/214/2020 memenuhi syarat utama adanya laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2).

Bagi tim yang mengerjakan sampel COVID-19, Labkesda Jabar dengan sertifikat Biosafety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO) ini pun menerapkan prosedur ketat, mulai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat proses ekstraksi, cuci tangan, memakai masker (diganti yang baru) setelah dari ruang ekstraksi, dan anjuran untuk mandi setelah mengerjakan ekstraksi.

Labkesda Jabar pun sudah dilengkapi sertifikat Terakreditasi Penuh dari Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan Kementerian Kesehatan RI serta sertifikat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional atas penerapan secara konsisten SNI ISO/IEC 17043:2010.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: