Serunya Libur Lebaran Sembari Menonton Adu Skill Dayung Lomba Dayung Tradisional Klidang Lor Batang

Tradisi Lomba Dayung atau Lomban di Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang, yang awalnya merupakan ajang silaturahmi masyarakat nelayan pasca Hari Raya Idulfitri, kini telah berkembang menjadi daya tarik wisata budaya yang dinanti-nanti setiap tahunnya.-Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-
BATANG, RADAR PEKALONGAN – Tradisi Lomba Dayung atau Lomban di Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang, yang awalnya merupakan ajang silaturahmi masyarakat nelayan pasca Hari Raya Idulfitri, kini telah berkembang menjadi daya tarik wisata budaya yang dinanti-nanti setiap tahunnya. Perayaan ini tidak hanya menjadi wadah mempererat kebersamaan, tetapi juga memberikan hiburan bagi warga serta menarik wisatawan dari berbagai daerah.
Ketua Panitia Lomba, Egid menjelaskan dulunya lomba ini digelar secara sederhana menggunakan perahu nelayan. Namun, seiring waktu, tradisi ini telah bertransformasi menjadi perlombaan profesional dengan perahu naga dan jalur khusus yang telah dibangun di Sungai Sambong. Pada tahun ini, lomba diikuti oleh 249 tim dengan total 512 nomor pertandingan, menunjukkan tingginya animo peserta dan masyarakat.
BACA JUGA:Lomba Dayung Tradisional 'Lomban' di Batang Jadi Ajang Silaturrahmi dan Pemersatu Usai Lebaran
“Lomba Dayung Tradisional ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga bagian dari identitas budaya Batang yang telah berlangsung selama 45 tahun. Ini menjadi momen bagi kita semua untuk melestarikan tradisi sekaligus menikmati kebersamaan di hari raya,” ujarnya Desa Klidang Lor, Selasa 1 April 2025.
Selain meningkatkan nilai budaya, Lomba Dayung kini juga berperan dalam mendorong sektor pariwisata lokal. Ribuan warga dan wisatawan memadati tepian sungai untuk menyaksikan keseruan lomba, menjadikannya sebagai destinasi wisata khas Lebaran di Batang.
Tradisi ini pun mendapatkan antusiasme tinggi dari masyarakat sekitar. Sehingga turut menjadi salah satu destinasi wisata Lebaran di Kabupaten Batang. Terlebih acara ini digelar hingga H+7 Lebaran.
"Kami gelar finalnya hingga hari ke-7 lebaran. Jadi masyarakat yang ingin datang, bisa memanfaatkan hari libur lebaran," harapnya.
Salah satu pengunjung, Wati dari Pekalongan mengaku sering menonton lomba ini. Diakuinya lomba ini sarat dengan sentuhan tradisional, tetapi juga menghibur masyarakat dengan kemampuan dan adu skill dari peserta
"Setiap tahun pasti ke sini. Karena memang bisa jadi sarana hiburan. Kadang kalau ada teman berkunjung ke Pekalongan pas lebaran aku ajak ke sini sambil menonton. Alhamdulillah juga kondisi kalinya semakin baik. Dulu awal ke sini sangat kotor. Sekarang lebih tertata," pungkasnya. (Nov)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: