Miniatur dari Limbah Bambu Banyak Dipesan dari Luar Daerah

Selasa 04-08-2020,16:30 WIB

Setelah berhasil membuat miniatur Kincir air berbahan dasar dari sisa limbah bambu, seorang pemuda Desa Jagung Kecamatan Kesesi kini merambah ke miniatur kapal. Meski baru beberapa produk namun kini mulai banyak pesanan dari luar daerah.

Miniatur kapal yang sudah dibuat diantaranya yang berada di dalam botol dari berbagai merek. Botol tersebut didapatkan dari bekas minuman berkadar alkohol yang sudah tak terpakai.

Perajin Bambu asal Desa Jagung Kecamatan Kesesi, Eko Nobita mengatakan bahwa pembuatan miniatur kapal berawal dari pertemuan bersama perajin bambu. Sebab miniatur kapal dinilai cukup mudah dan tidak memakai banyak waktu untuk sekali pembuatan.

"Setelah ketemu teman teman saya langsung mencoba, karena kalau saya lihat pembuatanya lebih mudah. Ternyata setelah saya praktikan benar tidak sampai dua hari bisa selesai dan itu pun dilihat dari tingkat kesulitanya, kalau ukuran besar bisa lima hari," katanya.

Meski saat ini tengah memproduksi miniatur kapal, namun dirinya juga tetap melayani pesanan pesanan miniatur Kincir air. Sedangkan untuk bahan bambu yang digunakan kadang memanfaatkan sisa sisa yang terpakai. Namun apabila tidak ada ya terpaksa menggunakan bambu masih utuh.

"Kalau bambu utuh kita membeli satu barang Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu. Untuk satu batang bambu bisa tiga atau empat miniatur tergantung besar atupun kecilnya. Sedangkan untuk harga juga cukup bervariasi dari Rp 250 sampai Rp 350 ribu bahkan Rp 1 juta untuk ukuran besar," terangnya.

Sementara untuk penjualan kata dia, kini memanfaatkan kecanggihan teknologi secara Online, media sosial. Namun tak sedikit pula pesanan dari teman teman melalui grup WA.

"Kita jual melalui Media Sosial Facebook masuk ke grup jual beli. Untuk saat ini pesanan ada yang dari luar daerah seperti tetangga Kabupaten yaitu Pemalang dan Batang. Kemudian juga melalui jaringan teman teman perajin baik bambu atupun kayu, " imbuhnya. (Yon)

Tags :
Kategori :

Terkait