Banyak Siswa Tak Punya Smartphone, Guru Mengajar Melalui Radio

Rabu 05-08-2020,14:40 WIB

Guru SDN 01 Tegalontar di Desa Tegalontar, Kecamatan Sragi mengajar melalui siaran radio komunitas di Radio Komunitas PPK FM Sragi.

Di tengah pandemi Covid-19, proses pembelajaran model daring (dalam jaringan) di Kabupaten Pekalongan masih menghadapi kendala, terutama untuk pelajar SD. Salah satu hambatannya, tidak semua anak usia SD atau orang tuanya memiliki smartphone untuk proses pembelajaran secara online tersebut.

Guru pun dituntut kreatif dalam memberikan pembelajaran jarak jauh. Salah satu kreativitas dalam mengajar di tengah pandemi ditunjukkan guru-guru di SDN 01 Tegalontar, di Desa Tegalontar, Kecamatan Sragi. Guru di sini mengajar melalui siaran radio komunitas di Radio Komunitas PPK FM Sragi.

Guru kelas 5 SDN 01 Tegalontar, Ucih Kursih, kemarin, terdengar sedang menyapa para muridnya melalui radio. Intonasi suaranya terdengar pelan dan santai layaknya seperti penyiar radio. Selain Ucih, ada 5 guru yang mengajar muridnya melalui radio komunitas tersebut.

"Apa kabar hari ini anak-anakku semua. Mudah-mudahan anak-anakku dalam keadaan sehat dan baik. Kita masih tetap belajar di kelas mengajar radio komunitas PPK FM Sragi. Sebelum pelajaran dimulai, ayo kita berdoa dahulu bersama-sama," sapa Ucih sebelum memulai pembelajarannya.

Ucih mengakui tak mudah bagi seorang guru mengajar melalui siaran radio. Namun, akibat adanya larangan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi, maka pembelajaran jarak jauh harus ditempuh.

"Saya tidak tahu mengenai radio, karena basiknya guru, bukan penyiar jadi tidak tahu. Apalagi dengan alat-alat seperti mikrofon dan headset," tutur dia.

Guru kelas 5 ini mengaku, awalnya gagal fokus dan ada rasa kekhawatiran tidak bisa mengajar melalui radio. Namun, setelah dicoba dan dilatih lama kelamaan sudah terbiasa.

"Awalnya saya grogi terus deg-degan karena baru pertama kali mengajar di radio. Sebenarnya ada sisi enak dan asik saat mengajar melalui radio, kalau sudah terbiasa. Di radio, saya juga bisa menyapa anak-anak saat pembelajaran jadi terasa asik," katanya.

Ia sendiri mulai mengajar di radio ini sejak 6 Juli 2020. Pada awalnya, kata dia, murid masih bingung mengikuti proses pembelajaran melalui radio tersebut karena selama ini belum pernah dilakukan.

"Awalnya anak-anak bingung karena pembelajaran dimulai pada pukul 10.00 WIB, karena jam tersebut jam bermain anak. Biasanya anak belajar pada malam hari. Namun, setelah disosialisasikan anak-anak jadi tahu sehingga ketika jelang pukul 10.00 WIB anak-anak sudah siap mendengarkan radio," ujarnya.

Setelah 30 menit mengajar melalui radio, Ucih memberikan pekerjaan rumah kepada murid. Selain itu dirinya juga selalu mengingatkan anak-anak untuk selalu menjaga kesehatan.

MEMAKAI SERAGAM

Sementara itu, Muhammad Nadif Azam (10), siswa kelas 5A SDN 01 Tegalontar, mengaku merasa senang bisa belajar melalui radio di tengah pandemi Covid-19.

"Pembelajaran dengan radio hampir sama di kelas, tetapi tidak bisa melihat wujud asli seorang guru yang sedang mengajar," kata Azam.

Tags :
Kategori :

Terkait