Berbekal Panduan dan Peraga, Permudah Siswa Pahami Pelajaran

Kamis 06-08-2020,15:40 WIB

*Pembelajaran Visit Home Terapkan Protokol Kesehatan

KENDAL - Usianya memang tak muda lagi, namun semangatnya mengajar luar biasa. Berbekal buku panduan pelajaran dan beberapa produk untuk mandi seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi dan shampo sebagai alat peraganya, salah seorang guru di Sekolah Dasar (SD) Negeri 01 Galih, Kecamatan Gemuh, melakukan visit home ke rumah siswa-siswanya untuk mengajar secara tatap muka ditengah wabah covid-19.

Pembelajaran menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan belajar mengajar itu dilakukannya dengan mendatangi empat lokasi berbeda. Apa yang dilakukan guru tersebut mendapatkan apresiasi dari Kepala Disdikbud Kendal yang datang dan melihat langsung proses kegiatan belajar mengajar secara visit home dengan mendatangi rumah anak didiknya tersebut.

Guru tersebut adalah bernama Jumaratun (59) warga Desa Gemuhblanten, Kecamatan Gemuh. Sebagai bentuk tanggungjawabnya sebagai tenaga pendidik, setiap harinya, pada Senin-Jumat, guru yang akrab disapa dengan panggilan Bu Tun tersebut dengan jarak kurang lebih tiga kilometer lebih mengendarai motor berangkat dari rumahnya ke Desa Galih untuk mengajar secara visit home. Dalam sebuah kesempatan belajar di rumah salah satu siswanya itu, guru yang mempunyai dedikasi dan disiplin tinggi itu tampak semangat mengajar tiga siswanya dengan menerapkan protokol kesehatan. Selain berbekal buku modul atau panduan pelajaran, supaya siswanya kelas 1 dengan mudah menangkap materi pelajaran yang diberikan, dengan menggunakan sabun, pasta hingga shampo sebagai alat peraga, Bu Tun terlihat telaten dan sabar memberikan materi yang ada di buku panduan seperti berhitung, menulis dan membaca.

"Baru tiga hari visit home pengajar ini. Metodenya praktik dan ceramah (teori). Ada 15 siswa dan saya bagi pada empat rumah dengan lama belajar sekitar setengah jam," kata Jumaratun, Rabu (5/8) pagi, guru yang sudah 39 tahun mengabdikan diri menjadi tenaga pendidik tersebut.

Jumaratun, mengungkapkan sebelum pembelajaran visit home, ia sudah mempraktikkan pembelajaran daring maupun luring. Pembelajaran daring dilakukannya melalui group WhatsApp (WA). Sedangkan luring dengan memberikan penugasan kepada siswa-siswanya yang diambil oleh setiap orangtua siswa. Namun, ia menilai bahwa kedua metode itu tak berhasil membuat anak didiknya paham dan mengerti pelajaran. Skema daring dirasa lebih berat untuk diterapkan pada siswa kelas satu sekolah dasar yang notabenenya peserta didik baru. Bahkan tak sedikit dari siswanya kesulitan dalam memahami pelajaran khususnya hitung-hitungan dan cenderung mengandalkan bantuan orangtua. Adapun skema pemberian tugas tak berjalan maksimal karena tidak semua orangtua punya waktu untuk mengambil tugas di sekolahan.

"Semester kemarin itu itu saya terapkan. Namun awal semester ini, saya inisiatif untuk mengajarnya tatap muka secara visit home dengan terapkan protokol kesehatan," ungkapnya.

Jumaratun, menyatakan dalam melakukan pembelajaran secara visit home itu dirinya terlebih dahulu meminta ijin orangtua siswa dan pemilik rumah untuk dijadikan tempat pembelajaran. Setiap tempat untuk pembelajaran terdapat tiga dan empat siswa. Dengan segudang pengalaman yang dimilikinya menjadi tenaga pendidik, ketelatenannya dalam mengajar dan menuntun siswa tidak diragukan lagi. Para siswanya pun dilatih untuk aktif bertanya dalam proses pembelajaran visit home tersebut.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar tatap muka itu ia berharap dapat melatih anak untuk bisa menguasai materi lebih cepat dan maksimal, khususnya dalam menulis, membaca, dan menghitung.

Khusus hari Sabtu dilakukanya untuk memberikan tugas kepada siswa-siswanya. Sedangkan untuk Minggunya istirahat. Karena tidak semua siswa mempunyai kemampuan yang sama. Sehingga dirinya berusaha maksimalkan pondasi dasar pembelajaran siswa kelas 1.

"Itu saya lakukan agar ke depannya bisa mengikuti pelajaran dengan maksimal," terangnya.

Proses kegiatan belajar mengajar visit home itu disaksikan langsung oleh Kepala Disdikbud Kendal bersama Korwil UPTD Disdikbud Kendal. Tampak juga Kepala Desa Galih dan perangkatnya. Dalam kesempatan itu, Kepala Disdikbud Kendal Wahyu Yusuf Akhmadi mengapresiasi semangat guru SDN 01 Galih, Jumarotun untuk mengajari siswanya dengan melakukan visit home tapi tetap terapkan protokol kesehatan.

Dirinya jmuga mengucapkan rasa terimakasih atas inovasinya dalam mengajar dengan menyediakan alat ajar sendiri sebagai peraga untuk mempermudah siswanya dalam memahami materi pelajaran.

"Bu Guru Jumarotun dalam satu tahun ke depan akan purna tugas sebagai tenaga pendidik. Namun di usianya 59 tahun ini masih semangat dan mau berjuang lebih untuk mengajar. Lebih lagi inovasinya dengan menyediakan bahan ajar serta mengunjungi rumah masing-masing siswa," katanya.

Wahyu, mengungkapkan bahwa Bu Tun mulai mengajar dengan mendatangi rumah siswanya mulai awal pekan ini. Bahkan ia juga menyiapkan bahan ajar meliputi sabun mandi, pasta dan sikat gigi, hingga sampo sebagaimana contoh gambar pada pelajaran Matematika yang ada di buku panduan belajar. Melihat langsung cara mengajar, ia menyebutnya inovasi yang digunakan Bu Tun istimewa.

Tags :
Kategori :

Terkait