Dorong Merdeka Belajar, Praktik MIKIR, Kritis dan Pengelolaan Kelas

Rabu 29-07-2020,15:25 WIB

*Kolaborasi Disdikbud dan Tanoto Foundation

*Dirgahayu Ke-415 Kabupaten Kendal

KENDAL - Kebijakan Merdeka Belajar diluncurkan Mendikbud Nadiem Makarim beberapa waktu lalu perlu didukung mulai dari hulu ke hilir. Kolaborasi PINTAR Tanoto Foundation dan Pemerintah Kabupaten Kendal menguatkan implementasinya. Implementasi ini dilakukan dengan melakukan serangkaian pelatihan dan pendampingan. Tujuan akhirnya menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan, serta diharapkan melahirkan peserta didik yang aktif dan kritis.

"Pembelajaran aktif, budaya baca, dan kepemimpinan kepala sekolah menjadi kunci perbaikan untuk mewujudkan merdeka belajar. Hal ini yang terus kami dampingi implementasinya. Karena pendidikan yang berkualitas akan mempercepat munculnya kesetaraan peluang," ungkap Dr Nurkolis MM, Koordinator Program PINTAR Tanoto Foundation Jawa Tengah di Hari Jadi Kabupaten Kendal ke-415 dalam jaringan, Selasa (28/7).

Nurkolis, mengungkapkan penguatan unsur belajar aktif dilakukan dengan mengedepankan unsur Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi (MIKIR). Mendorong siswa lebih banyak mengalami, seperti melakukan kegiatan percobaan atau memecahkan masalah akan membuat peserta didik belajar menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS/higher order thinking skills). Misalnya dalam melakukan percobaan secara berkelompok, siswa melakukan percobaan untuk mendapatkan data (mengalami). Namun, di saat melakukan percobaan ada pertukaran ide (interaksi), menemukan gagasan baru (refleksi), dan menyampaikan pendapat (komunikasi).

"Selain itu guru juga dilatih mengembangkan pembelajaran yang berfokus pada kekhasan karakter mata pelajaran (Mapel)," ungkapnya.

Nurkolis, menyatakan selain itu, kepala sekolah, menjadi kunci penting dalam memajukan sekolah. Untuk itulah kepala sekolah didorong untuk menerapkan kepemimpinan dalam mewujudnyatakan perubahan pembelajaran di sekolah. Pendataan awal (baseline) 2018 dilakukan Tanoto Foundation pada sampel sekolah dan madrasah mitra. Baru 32 persen kepala sekolah menerapkan kepemimpinan pembelajaran.

"Tanpa dukungan kepala sekolah, guru akan kesulitan menerapkan pembelajaran aktif," jelasnya.

Menurut Nurkolis selama pandemi, untuk mendukung belajar di rumah, dana BOS juga telah dialokasikan untuk PBM daring. Baik untuk pembelian paket data, pemasangan peralatan fisik, maupun mendorong guru menggunakan beragam fasilitas untuk belajar online, baik WA grup, google classroom, google form, dan quizziz serta mendorong guru untuk kreatif dengan membuat video-video pendek tutorial. "Sehingga siswa lebih mudah belajar di rumah," ujarnya.

Selanjutnya pemberian pertanyaan kepada siswa juga menjadi bagian penting dalam merdeka belajar. Bertanya adalah cara paling efektif untuk meningkatkan keterampilan berfikir siswa. Pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa, sebaiknya mengacu kepada prinsip pertanyaan produktif, imajinatif, dan terbuka (PIT). Pertanyaan produktif dapat mendorong siswa untuk mengamati, mencoba dan menyelidiki. Sedangkan pertanyaan tidak produktif, membuat siswa bisa menjawab pertanyaan tanpa melakukan pengamatan, tanpa mencoba, atau menyelidiki.

"Kemudian pertanyaan imajinatif yang dapat mendorong siswa untuk berimajinasi. Berbeda dengan pertanyaan yang faktual atau tidak imajinatif," ucap Nurkolis.

Agar penerapan merdeka belajar dapat optimal, guru juga perlu memperhatikan pengelolaan lingkungan kelas (offline dan online) dengan memberikan motivasi, memberikan apresiasi, memperhatikan sumber belajar, melakukan umpan balik, dan menjalin komunikasi, yang disingkat dengan MASUK. Dalam masa pandemi, PINTAR juga telah melatih mitra untuk mengelola pembelajaran jarak jauh dan bagaimana menghitung dukungan dana untuk pembelajaran dari rumah.

"Hal ini dilakukan untuk menjamin siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan mendukung merdeka belajar walaupuan diselenggarakan dengan berbagai keterbatasan," tandas Nurkolis.

Salah satu sekolah di Kabupaten Kendal yang telah mampu mendukung pembelajaran aktif dan mengelola manajemen sekolahnya dengan baik dimasa pendidikan normal maupun dalam masa pandemi adalah SDN 2 Brangsong. Sekolahan tersebut melakukan tetap supervisi rutin selama belajar dari rumah.

"Saya memastikan setiap pagi materi telah disiapkan oleh guru untuk hari tersebut dan besoknya. Memastikan ketercapaian tujuan belajar serta kebermaknaan pembelajaran yang dilakukan guru bersama siswa dan orangtua," ungkap Siti Alfiah Kepala SDN 2 Brangsong. (lid-TF-2)

Tags :
Kategori :

Terkait