Ganjar menuturkan, Magelang dipilih sebagai lokasi pembangunan MAJT karena mampu menjadi simbol kerukunan antar umat beragama. Nantinya, MAJT diharapkan menjadi pusat moderasi beragama.
"Di sini ada Candi Borobudur, ada kelenteng, gereja juga. Saya berharap masjidnya dapat menjadi pusat moderasi beragama, sehingga saya bayangkan tokoh-tokoh agamanya bisa ngobrol karena di bawahnya ada tempat untuk menjadi ruang pertemuan," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar secara tegas mengingatkan agar jangan sampai ada tindakan koruptif dalam proses pembangunan MAJT di Magelang.
"Tidak hanya rumah ibadah ya, tapi semuanya. Jangan dikorupsi dan tadi saya bilang berulang-ulang, apalagi ini rumah ibadah. Itu saya tekankan di awal. Makanya kalau ada yang minta-minta lapor saya," tegas dia.
Kepala Dinas DPUBMCK Provinsi Jawa Tengah, Hanung Triyono menyampaikan bahwa pembangunan MAJT diinisiasi 2019, namun sempat terkendala pandemi Covid-19. Dibangun di Desa Sawitan, Kecamatan Mungkid Magelang.
"Sudah diinsiasi 2019, memakan lahan lima hektare. Ini kolaborasi Pemprov sediakan 3,2 hektare, Pemkab 1,6 hektare dan Kemenag 0,13 hektare," katanya.
Hanung menambahkan, hasil lelang konstruksi senilai Rp118 miliar. Sedangkan pembangunan MAJT, ditargetkan akan selesai pada November 2023.
"Luas bangunan 24.866 meter persegi dengan kapasitas jamaah 5000 orang. Terdiri dua lantai, yang bawah Islamic center dan plaza, lantai dua untuk sembahyang," jelasnya.