Pemkab Batang Babat Area Blank Spot di 33 Desa

Rabu 16-08-2023,19:40 WIB
Reporter : Novia Rochmawati
Editor : Novia Rochmawati

BATANG, RADARPEKALONGAN - Momen HUT RI Ke-78 jadi kado manis bagi 33 desa di Batang. Pasalnya mulai tahun ini, Pemkab Batang berhasil membabat area blankspot di 33 desa.

Pemkab Batang melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Batang, berupaya mengentaskan wilayah-wilayah blank spot atau tidak tersentuh di desa terpencil pucuk pegunungan dan perbatasan.

Salah satunya dengan pemenuhan jaringan internet maupun sinyal seluler menggandeng beberapa penyedia jaringan internet atau provider milik BUMN dan swasta. 

Salah satu yang terbaru, seperti diresmikannya BTS Tower di Desa Silurah Kecamatan Wonotunggal. Satu tahun lalu, Diskominfo Batang turut memfasilitasi jaringan internet di wilayah pegunungan Dieng yang ketinggian desa mencapai 1.800 mdpl.

Tepatnya di Desa Pranten Dukuh Rejosari Kecamatan Bawang yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. 

“Masuknya internet di pedesaan untuk mengurangi kesenjangan informasi dan masyarakat melek informasi teknologi serta dapat menumbuhkan geliat perekonomian dengan pemanfaatan internet,” tutur Kepala Diskominfo Batang Triossy Juniarto, saat ditemui di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Selasa (15/8/2023). 

Diskominfo Batang terus melakukan evaluasi pasca masuknya jaringan internet dibeberapa wilayah pedesaan. Karena dengan demografi cukup extrem dan akses jalan yang cukup sulit manjadi kendala jaringan internet. 

“Diskominfo Batang saat ini fokus mengentaskan wilayah tidak tersentuh, khususnya desa terpencil dan terluar di daerah perbatasan,” jelasnya. 

Dengan dukungan sinyal ini, pihaknya berharap masyarakat desa mampu mengembangkan digital ekonomi, digital society dan digital government. 

“Awal tahun 2021 data kami ada 33 desa tidak tersentuh. Secara bertahap kita entaskan dari area tidak tersentuh yang kita kerjasamakan penyedia jaringan. Alhamdulillah bersambut dengan program mereka satu demi satu yang tadinya susah sinyal kita entaskan dari blank spot,” terangnya. 

Dari 33 desa area tidak tersentuh, lanjut dia, yang sudah merdeka sinyal mencapai 25 desa. Sisanya 8 desa secara bertahap akan terhubung dengan jaringan internet di tahun 2024. 

“Meskipun tidak blank spot sama sekali dan perlu peningkatan, penguatan jaringan internet serta sinyal seluler. Kita masih upayakan jaringan Fiber Optik (FO) maupun jaringan selulernya. 8 desa itu memang berada di pegunungan yang aksesnya susah dan terpencil. Oleh karena itu, kita menyesuaikan program penyedia jaringan mereka. Kita targetkan tahun 2024 jaringan internet di 8 desa tersebut,” pungkasnya. (nov)

Kategori :