Dan nama buah yang disebutkan untuk menyebut buah itu adalah buah khuldi. Hal ini tertera pada Al-Quran surat Thaha ayat 120.
فَوَسْوَسَ اِلَيْهِ الشَّيْطٰنُ قَالَ يٰٓاٰدَمُ هَلْ اَدُلُّكَ عَلٰى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلٰى Artinya: "Maka, setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya. Ia berkata, "Wahai Adam, maukah aku tunjukkan kepadamu pohon khuldi (keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa?"Kemudian, ada sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan pula:
"Sesungguhnya, di dalam surga terdapat sebatang pohon yang jika seorang pengendara melewati naungan pohon itu selama seratus tahun, niscaya ia tidak akan dapat melewatinya, (yaitu) pohon khuldi." (HR Ahmad)Yang menjadi permasalahan kita saat ini adalah, nama Khuldi ada di Al-Quran, hanya saja yang menyebutkannya adalah iblis.
Allah SWT menerangkan tentang keberadaan pohon buah ini dengan begitu abu. Allah SWT menyebutkan bahwa pohon ini adalah jenis pohon kayu yang berbuah. Sudah.
Jadi, memang ada pohon itu di surga, hanya saja branding nama khuldi adalah ulah iblis.
Lalu, dengan ini kita kembali ke pertanyaan, ‘lantas apa nama buah yang dimakan adam dan hawa?’
BACA JUGA: Kisah Sahabat Nabi yang Jarang Diketahui: Ukasyah dan Cambuknya untuk Rasulullah SAW
Nama Asli dari Buah yang Dimakan Adam dan Hawa
Hingga saat ini, nama buah yang menyebabkan Nabi Adam dan Siti Hawa turun ke bumi adalah buah khuldi.
Meskipun nama itu muncul pertama kali karena bisikan iblis, pohon itu disebutkan dalam Al-Quran dan hadis riwayat pun tetap buah khuldi. Yang mana ahli tafsir yakini bukan merupakan nama asli dari pohon atau buah yang dimaksud.
Dan akhirnya, hingga saat ini, kita mengenal nama buah yang dimakan Adam dan Hawa adalah buah khuldi.
Kita tidak mengetahui nama asli dari buah yang dimakan oleh Adam dan Hawa. Tidak ada ayat dan hadis riwayat yang mengatakan lebih jauh tentang nama buah ini.
Dan hal itu meninggalkan kita pada misteri dari buah terlarang yang tumbuh di surga.
BACA JUGA: Belajar dari Kisah Sahabat Nabi yang Menginspirasi: Mengamalkan Sunah dan Bersedekah