RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID – Jika berbicara tentang dunia literasi, sangat tidak mungkin nama Tere Liye tidak tersebut. Penulis kondang yang telah menerbitkan puluhan buku best seller ini sangat populer, terlebih dengan eksistensi fakta Tere Liye yang cukup unik.
Tere Liye merupakan seorang pria yang lahir pada 1979 di Lahat dengan nama asli Darwis. Di masa awal kariernya, penulis satu ini benar-benar menyembunyikan identitasnya dan bersembunyi di balik tokoh misterius Tere Liye. Bahkan, tidak sedikit yang kesulitan menebak jenis kelamin penulis populer ini.
Hampir semua genre novel dibabat habis oleh Tere Liye, mulai dari romansa, aksi, fantasi, drama Islami, horor, petualangan, fiksi ilmiah, fiksi Sejarah, dan lainnya. Namun, tahukah kamu bahwa ada fakta Tere Liye yang sangat menarik untuk diketahui?
Artikel ini akan menyajikanmu beberapa fakta tentang Tere Liye, terkait dirinya sebagai penulis maupun seorang individu. Simak terus, ya!
Baca juga Intip Review Novel Bumi, Buku Pertama dari Serial Dunia Paralel Tere Liye
1. Nama Tere Liye Diambil dari Bahasa India
Tere Liye merupakan nama pena yang dipilih oleh Darwis untuk berkarier sebagai penulis. Namun, siapa yang mengira bahwa nama tersebut berasal dari bahasa India?
Nama Tere Liye muncul karena Darwis terinspirasi dari sebuah film Bollywood yang memiliki judul “Veer Zaara” yang dibintangi oleh artis kenamaan India yakni Sharukh Khan dan Preity Zinta.
Lebih tepatnya lagi, Tere Liye merupakan judul dari salah satu theme song yang ada dalam film tersebut.
2. Berprofesi Sebagai Akuntan
Jika kamu mengira bahwa Tere Liye memiliki latar belakang murni sebagai sastrawan, maka tebakanmu salah besar. Fakta Tere Liye yang selanjutnya adalah tentang profesinya, di mana dia ternyata merupakan seorang akuntan yang menganggap bahwa menulis adalah hobi dan bukan profesi.
3. Heboh Karena Opininya Tentang Pajak Penulis
Sosok Tere Liye cukup vokal di media sosial, termasuk dalam mengkritisi regulasi yang menurutnya merugikan banyak orang dan tidak bijak. Salah satunya adalah tentang pajak penulis.
Tere Liye pernah mengeluhkan persoalan ini sebagai sebuah ironi yang tidak berkesudahan. Di mana penulis mendapatkan hasil yang sangat kecil komersialisasi karya mereka yang membuatnya berpendapat bahwa keadilan tentang pajak penulis ini sama sekali belum tercapai di Indonesia.
Dia mengungkapkan, “Saya nggak bicara soal saya. Saya bicara keadilan, mau itu penulis yang kayak gimana pun. Apalagi penulis yang dari hasil royaltinya di bawah Rp 100 juta. Saya bicara soal keadilan.”