Cara Mengajak Anak Sholat ala dr Aisah Dahlan
Begitupun saat dihubungkan dengan bagaimana cara mengajak anak untuk sholat tanpa harus memaksa dan marah-marah. Cobalah untuk memanfaatkan sistem neuron cermin pada anak ini.
Dokter Aisah Dahlan mencontohkan dengan kasus anak yang mungkin susah di suruh sholat karena sedang bermain gadget. Penting untuk memilih kata dan menyusun kalimat yang tepat saat diingatkan.
Beliau menjelaskan saat orang tua menggunakan kata "Main HP terus, main terus!", makan yang tertangkap dalam otak adalah kata "main terus". Alhasil anak akan tambah sering main HP karena neuron cerminnya bekerja.
Begitupun saat menggunakan kalimat, "Main HP terus, nanti lupa sholat maghrib." Maka kata yang tertangkap pada otak adalah kata "lupa", alhasil anak pun jadi melewatkan waktu sholat.
"Karena sistem saraf tidak peduli dan memilah mana perkataan yang baik, mana perkataan yang buruk. Apa yang terdengar kemudian melekat di otak, maka tanpa sengaja itu yang akan dilakukan anggota badan" tuturnya.
Dengan menggunakan contoh kalimat di atas, niat hati menyuruh anak sholat, ternyata justru kita orang tua yang membuatnya lupa. Jadi mulailah menata ulang kalimat yang akan diucapkan pada anak.
Kalimat ajakan sholat yang dicontohkan dr Aisah Dahlan seperti, "Ayo Nak, sudah maghrib. Cukup dulu ya mainnya. Shalat Maghrib ya Sekarang."
Sehingga yang terekam di otak anak adalah kalimat-kalimat positif yang akan terekam di otak dan dijalankan oleh anggota badan.
BACA JUGA:Diperlukan Adaptasi Pola Asuh Anak di Tengah Era Digital
Satu hal lagi yang ditekankan oleh dr Aisah Dahln bahwa jangan lelah untuk mengajak dengan berulang kali. "Jangankan pesan, dan nasihat. Kadang kita memanggil nama anak saja perlu berulang kali dan dengan penegasan baru menoleh" lanjut dr Aisah Dahlan menjelaskan.
Jadi pilih kalimat yang baik, dan ulangi terus agar pesan tersimpan di otak.
Sebagai tips tambahan, dr Aisah Dahlan menyarankan untuk menggunakan irama dalam bertutur kepada anak, bisa dengan dibuat senandung ajakan sholat, jangan selalu menggunakan nada tinggi. Atau dengan gerakan, seperti digelarkan sajadahnya
Hal ini bertujuan agar otak kanan juga bekerja. Irama dan gerakan adalah di antara stimulus untuk mengaktifkan otak kanan.
Saat hanya lewat ucapan maka hanya otak kiri dan sistem saraf tubuh bagian kanan yang aktif. Sedangkan sistem saraf tubuh bagian kiri dijalankan dengan menggunakan otak kanan.