Tentu sebagai seorang ibu baru akan kesulitan karena belum memiliki banyak pengalaman, dan juga faktor hormonal yang naik turun dan akan mempengaruhi ketika harus menghadapi seringnya tangisan bayi yang sebelumnya belum pernah dihadapi.
Sehingga ibu yang baru melahirkan tentu saja akan membutuhkan bantuan. Terutama bantuan dari orang-orang terdekatnya, dan orang-orang di sekitarnya.
Saat sudah merasa lebih baik dan terbiasa dengan situasi menjadi Ibu baru, akan mulai bisa mengidentifikasi apa penyebab anak nangis, itu Dengan memahami atau mempelajari pola dari setiap tingkah anak.
Seperti yang dilakukan Ning Imaz, "Bagaimana bentuk tangisannya, setiap jam berapa dia nangis, atau setiap jam berapa dia menyusu."
Karena memang ada sedikit perbedaan tangisan pada bayi saat dia menangis karena lapar, atau dia menangis karena tidak nyaman misal habis buang air. Dan yang paling bisa mengidentifikasi tangisan bayi, dan memahami kebutuhannya adalah sang ibu.
BACA JUGA:Cara Berucap yang Baik pada Anak, Begini Tips Parenting menurut dr Aisah Dahlan
Jadi cobalah untuk meneliti dan memahami sendiri kondisi anak.
3. Menenangkan Diri sebelum Berkomunikasi dengan Anak
Kenapa justru perlu menenangkan diri Ibu terlebih dahulu? Kemudian Ning Imaz menjelaskan karena akan sulit jika harus membangun komunikasi yang baik saat diri kita sendiri sedang berada dalam keadaan yang tidak tenang.
Jadi di situasi yang mungkin kurang mengenakan, cobalah untuk sebagai orang tua menenangkan diri terlebih dahulu sebelum mengajak anak berkomunikasi.
4. Berbicara Sejajar dengan Anak
Berbicara sejajar di sini adalah posisi antara orang tua dan anak ketika sedang berkomunikasi.
Misal saat anak tingginya setinggi paha kita, maka cobalah untuk mengambil posisi duduk agar sejajar dengan tinggi anak.
Hal ini agar saat berkomunikasi bisa lebih intens dengan menatap mata anak. Anak bisa lebih merasa lebih dekat dan diperhatikan karena orang tuanya mengambil posisi yang membuat anak nyaman.
5. Jangan Berbicara dengan Nada Tinggi