Penurunan fungsi organ ginjal bisa meningkatkannkadar kreatinin dalam darah. Namun hal ini bisa juga dipengaruhi karena tubuh sering mengalami tekanan darah tinggi.
Ada beberapa faktor eksternal yang bisa juga membuat kadar kreatinin tinggi. Lansia perlu tahu juga tentang penyebab kreatinin tinggi.
Diantaranya penyakit hipertensi, dehidrasi, terlalu lama berolahraga, diabetes, gangguan ginjal dan konsumsi daging terlalu banyak.
Lantas kadar kreatinin berapa harus cuci darah? Daripada bingung, mari simak ulasan penjelasan berikut.
Batas Kreatinin untuk Melakukan Cuci Darah
Kadar kreatinin yang normal mungkin tidak akan menjadi masalah karena tak perlu melakukan cuci darah.
Namun bila kadar kreatinnya melebihi batas normal yang sudah ditentukan, maka perlu dilakukan cuci darah.
Gunanya untuk mencegah terjadinya gangguan organ ginjal yang makin parah. Ada baiknya jika lewat pemeriksaan dokter kadar kreatinin menacapai 5 mg/dL, maka perlu dilakukan cuci darah.
Apalagi jika kadar kreatininnya mencapai 10,0 mg/dL. Sudah pasti diharuskan melakukan cuci darah.
Cuci darah dilakukan agar kadar kreatin dalam darah bisa diturunkan menjadi normal. Tentunya kadar kreatin yang terlampau tinggi mengakibatkan gejala-gejala yang tak nyaman.
Seperti kaki yang terasa kram dan bengkak. Hal ini terjadi karena zat dalam darah mengandung kreatinin yang tinggi.
Kadar kreatinin yang tinggi juga menimbulkan peradangan pada tubuh lansia. Oleh karena itu agar segera pulih, perlu dilakukan pencucian darah.
Agar darah yang mengalir daalam tubuh tidak menimbulkan pembengkakan dan kram bagian kaki.
Sekarang lansia 50 tahun sudah tahu kadar kreatinin berapa harus cuci darah. Nah, selanjutnya harus tahu juga bagaimana menjaga kadar kratinin tetap normal.