RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Ternyata ada 2 fajar penentu waktu puasa yang salah satunya bisa membuat orang itu batal melakukan puasa. Buya Yahya jelaskan agar tidak menimbulkan masalah.
Puasa merupakan waktu dimana kita harus menahan diri dari semua godaan, dan nafsu yang timbul dari diri manusia. Orang yang berpuasa harus menahan makan, menahan minum, menahan syahwat, dan semua yang hal yang membatalkan puasa haruslah dihindarkan.
Karena puasa adalah hal yang baik, yang mengajarkan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dan selalu mensyukuri nikmat Allah yang diberikan.
Jangan jadikan puasa sebagai ladang masalah, malah sebaliknya jadikan puasa sebagai ladang pahala yang sangatlah besar saat dilakukan.
BACA JUGA :Buya Yahya Carakan Niat Puasa Ramadhan: Panduan Praktik Untuk Berpuasa
Puasa sendiri memiliki beberapa jenis, baik itu puasa wajib maupun puasa sunnah yang bisa dilakukan. Puasa sunnah seperti puasa senin kamis, puasa mutih, puasa atas segala syukur yang kita terima dan masih banyak lagi puasa sunnah lainnya.
Sedangkan puasa wajib seperti puasa nazar atas apa yang iya nazarkan, puasa kaffah, puasa qadha atas ketidak bisanya melakukan puasa, dan puasa ramadhan yang sangat dinanti-nantikan oleh semua orang, dan masih banyak lagi puasa wajib yang harus kita lakukan.
Namun pada kajian Buya Yahya dalam akun Youtube Al-Bahjah TV, beliau menjelaskan bahwa ternyata masih banyak orang yang masih salah memahami tentang puasa.
Terutama ketika akan memulai melakukan puasa, masih banyak orang yang salah tentukan niat puasa dan waktu mulainya melakukan puasa dan mengakhiri sahur.
BACA JUGA :9 Golongan Orang yang Tidak Wajib Berpuasa: Penjelasan Buya Yahya
BACA JUGA :Glamor Tanpa Batas: Inspirasi Outfit Lebaran Hijab Friendly ala Tren Fashion Ramadhan Terbaru
Sebetulnya Buya Yahya jelaskan ilmu mengetahui waktu sholat dimana waktu ini juga bisa menjadi penentu untuk batas memulai puasa, seandainya di rumah tidak punya jam.
“Jadi waktu dulu belum ada sinar-sinar kota, menjelang malam subuh menghadap ke timur. Tapi itu dulu belum ada sinar-sinar kota,” Ujar Buya Yahya.
Zaman sekarang sudah banyak pancaran dari sinar kota, kalau kita disuatu tempat yang memang ada hamparan, kita menghadap ke arah ufuk dan disana tidak ada kota yang memancarkan cahaya maka disitulah kita akan melihat fajar.