Dalam beberapa tahun terakhir, PSSI dan Shin Tae-yong aktif memantau pemain keturunan yang bermain di luar negeri. Selain Ryan Flamingo, ada juga nama seperti Mees Hilgers yang saat ini bermain untuk FC Twente di Eredivisie.
Hilgers, yang berusia 23 tahun, sempat dibidik oleh Timnas Belanda sebelum akhirnya memilih untuk memperkuat Indonesia, mengingat peluang untuk tampil di level internasional lebih banyak.
Keputusan untuk menaturalisasi pemain seperti Flamingo dan Hilgers bukan hanya bertujuan untuk memperkuat tim dalam jangka pendek, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang.
Dengan usianya yang masih muda, mereka diharapkan bisa memberikan kontribusi yang konsisten selama bertahun-tahun ke depan dan memperkuat fondasi tim nasional dalam jangka panjang.
Nama Ryan Flamingo mungkin masih asing di telinga sebagian besar pecinta sepak bola Indonesia. Namun, melihat potensi besar yang dimilikinya, baik dari segi keterampilan maupun pengalaman, Flamingo layak menjadi salah satu pilihan utama untuk memperkuat lini pertahanan Timnas Indonesia.
Jika proses naturalisasi berjalan lancar, Flamingo bisa menjadi aset berharga yang akan membantu tim Garuda meraih prestasi yang lebih tinggi di kancah internasional.
Fleksibilitasnya di lapangan, pengalaman di Eropa dan usianya yang muda menjadikan Flamingo sebagai prospek jangka panjang yang sangat menarik bagi sepak bola Indonesia.
Itulah tadi penjelasan mengenai pemain keturunan baru disiapkan PSSI jelang kualifikasi Piala Dunia 2026. Semoga bermanfaat, terima kasih.(*)