SELAMA tahun 2019, Kabupaten Pekalongan dibawah kepemimpinan Bupati Asip Kholbihi dan Wakil Bupati Arini Harimurti terus menorehkan prestasi yang membanggakan. Berbagai program digenjot untuk menghadirkan kesejahteraan rakyat secara nyata.
Bukan hanya dialegtika, diskursus atau wacana, tapi kesejahteraan ini bisa dirasakan oleh masyarakat. Yaitu dengan cukup tingginya pertumbuhan ekonomi, penurunan angka kemiskinan, dan terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat.
Sejumlah apresiasi dan penghargaan pun diberikan kepada Pemkab Pekalongan atas capaian kinerjanya tersebut, baik oleh lembaga-lembaga perguruan tinggi dan lembaga bonafid lainnya, serta dari pemerintah provinsi dan pusat.
Selama tahun 2019, kemajuan di bidang infrastruktur dasar seperti jalan kian dirasakan oleh masyarakat. "Ini sudah hampir selesai. Insya Allah pada 2020-2021 bisa selesai.
Jargon kita untuk mewujudkan 'dalane alus rezekine mulus' Insya Allah bisa diwujudkan," ujar Bupati Asip Kholbihi pada Radar, kemarin.
Sektor lain juga sangat berperan. Di antaranya, penurunan angka kematian ibu, balita, dan stunting di Kabupaten juga signifikan. Ini menunjukan pembangunan di berbagai bidang lainnya berjalan pararel dengan sektor infrastruktur.
"Kita perkuat struktur ekonomi. Kita membangun delapan pasar sampai tahun 2020. Ini menunjukan komitmen pemkab untuk memajukan perekonomian itu juga terukur dengan baik, dan secara statistik menjadi pemicu kenaikan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pekalongan," katanya.
Infrastruktur pariwisata juga terus digenjot. Sesuai dengan fungsi pemerintah sebagai regulasi dan fasilitasi, selama tahun 2019 ini ada 20 destinasi baru yang regulasi dan fasilitasinya berasal dari pemerintah. Semua mendatangkan income untuk lokal pariwisata.
Infrastruktur pendidikan juga didorong dan difasilitasi, mulai dari Paud hingga SMP, sesuai dengan regulasi yang ada. Pemkab terus berupaya menginisiasi, memfasilitasi, dan membuat regulasi untuk berdirinya perguruan-perguruan tinggi di Kabupaten Pekalongan. Setidaknya selama tahun ini sudah ada delapan perguruan tinggi berdiri di Kota Santri. "Ini juga menjadi triger bagi pertumbuhan ekonomi," ujar dia.
Pembangunan di bidang lingkungan juga membanggakan. Pada tahun 2014, luas kekumuhan di Kabupaten Pekalongan mendominasi secara regional. Berkat kerja sama semua pihak, angka kekumuhan semakin berkurang, bahkan pada tahun 2020 sudah bebas kumuh.
"Kita selalu mendapat penghargaan dalam lomba Habitat, yakni lomba ketahanan lingkungan yang diselenggarakan provinsi, bahkan pemerintah pusat juga memberikan penghargaan ke kita terkait dengan bagaimana kita melakukan rekayasa sosial untuk antisipasi perubahan iklim," ungkap Asip.
Semua pembangunan juga diorientasikan kepada perbaikan lingkungan. Salah satunya untuk mewujudkan 'kaline resik, rezekine apik'. "Ini tidak mudah karena Kabupaten Pekalongan basiklinya dari aspek PDRB berasal dari industri. Jadi kabupaten tapi rasa kota," katanya.
Menurutnya, industri pengolahan menyumbang 30 persen lebih dari sektor PDRB. Tentu ini membawa konsekuensi lingkungan. Jika tidak dikelola secara baik, akan mengorbankan lingkungan.
"Alhamdulillah dengan upaya-upaya terpadu, sinergi, dan terukur persoalan-persoalan lingkungan ini mulai terurai. Bahkan pada tahun 2020 kita mendapatkan pengelolaan lingkungan skala kawasan di Kecamatan Buaran dengan anggaran lebih dari Rp 40 miliar. Ini menunjukan komitmen pemerintah pusat provinsi dan pemkab yang sangat serius menormalisasi lingkungan untuk kesehatan kita bersama," ujar Bupati.
Di sisi lain, lanjut dia, produktivitas industri harus tetap meningkat. Apalagi, Kabupaten Pekalongan penghasil industri batik terbesar di Indonesia, sehingga sebuah keniscayaan akan selalu berurusan dengan lingkungan.