Karakteristik dan Proses Pembuatan Batik Pekalongan Serta Nilai Filosofisnya

Rabu 07-05-2025,07:12 WIB
Reporter : M.Rif'an Maulana
Editor : Dony Widyo

• Hijau

• Kuning

• Jingga

Filosofis dari warna-warna ini memberikan nuansa ketenangan pada dalam diri si pemakai. Sangat cocok untuk dikenakan orang Indonesia dengan kulit yang cenderung berwarna sawo matang. Ini juga memberikan kesan warna kulit yang terlihat lebih cerah, lho.

BACA JUGA:Rumah BUMN Pekalongan Gelar Pelatihan Technical Skill Buket Bunga dari Kawat Bulu

BACA JUGA:Kolaborasi Museum Batik Pekalongan dan BI Tegal Hadirkan Pameran Bernilai Sejarah

2. Terinspirasi dari Flora dan Fauna

Melansir indonesiakaya.com, batik Pekalongan setiap motifnya mengandung filosofi dari keindahan flora dan fauna di Indonesia.

Terbilang, salah satu warisan budaya yang mengalami perubahan berdasarkan zaman. Saat masa kependudukan Jepang, motif batik ini identik dengan motif layaknya kimono Jepang.

Kemudian, pada tahun 1960-an mulai berkembang motif peristiwa alam seperti tsunami. Budaya yang beragam diserap masyarakat lokal dan dituangkan dalam helaian motif batik.

Bahkan, batik Pekalongan juga mendapat pengaruh dari budaya India, Tiongkok, Belanda, dan Arab.

BACA JUGA:3 Rekomendasi Kuliner Lezat dan Nikmat Khas Kota Batik Pekalongan

BACA JUGA:Jangan Kelewatan, 3 Kuliner Ikonik dari Pekalongan yang Wajib Dicoba!

3. Corak dan Motif

Selain dari warna, motif dan corak batik juga memberikan arti filosofis. Batik Pekalongan khas dengan motif pada kain yang membentuk garis-garis tegas.

Garis-garis ini biasanya akan menghasilkan corak seperti bunga-bunga kecil dan dedaunan. Sehingga memperlihatkan bentuk yang lebih nyata dan 'hidup'.

Kategori :