Disway award
iklan banner Honda atas

Kondangan ke Batang, Menteri Wihaji Beri Kado Sertifikat Elsimil Untuk Pengantin Baru di Plumbon Limpung

Kondangan ke Batang, Menteri Wihaji Beri Kado Sertifikat Elsimil Untuk Pengantin Baru di Plumbon Limpung

SERAHKAN - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji menyerahkan sertifikat Elsimil kepada pengantin baru warga Desa Plumbon Limpung Batang. -Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-

BATANG, RADAR PEKALONGAN – Momen pernikahan Arina Mansikana dan H. Muhammad Akmal Muntaafi, pasangan pengantin baru asal Desa Plumbon, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang terasa berbeda. Pasalnya pernikahan keduanya turut dihadiri oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji. 

Mantan Bupati Batang Periode 2017-2022 itu pun tak lupa membawa kado menarik, yakni sertifikat Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil). 

BACA JUGA:Kaper BKKBN Diminta Fokus Selamatkan Keluarga Risiko Stunting, Menteri Wihaji: Kita Turunkan 600 Ribu Personil

Kehadiran Menteri Wihaji ini bukan sekadar simbolik. Ia datang langsung untuk memberikan apresiasi kepada pasangan yang telah menjalani proses edukasi kesiapan menikah dan hamil melalui aplikasi Elsimil, sebagai bagian dari strategi nasional penurunan angka stunting.

“Pernikahan bukan hanya soal cinta, tapi kesiapan menjadi orang tua. Sertifikat ini menjadi bukti bahwa pasangan ini sudah menjalani edukasi kesehatan, gizi, dan perencanaan keluarga secara menyeluruh,” ujar Wihaji.

BACA JUGA:Monitor Keluarga Risiko Stunting di Bali, Menteri Wihaji: Semangat Gotong Royong Kunci Tekan Angka Stunting

Ia menjelaskan bahwa stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi, tetapi juga karena pernikahan yang terlalu dini. Oleh karena itu, Elsimil hadir untuk memastikan bahwa calon pengantin memahami kondisi ideal untuk kehamilan — perempuan minimal usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.

Program ini juga melibatkan kolaborasi lintas lembaga antara BKKBN dan Kementerian Agama, khususnya melalui Bina Masyarakat Islam, sebagai bentuk integrasi edukasi kesehatan dan spiritualitas dalam kehidupan rumah tangga.

“Jika sudah jadi pasangan usia subur, maka segala sesuatunya harus direncanakan — dari kehamilan, kelahiran, hingga pendidikan anak. Inilah esensi dari keluarga berencana. Kalau direncanakan dengan matang, insya Allah keluarga juga akan sejahtera,” tuturnya.

BACA JUGA:Monitor Keluarga Risiko Stunting di Bali, Menteri Wihaji: Semangat Gotong Royong Kunci Tekan Angka Stunting

Kejutan ini menjadi pesan kuat bahwa perhatian negara terhadap keluarga muda bukan hanya pada momen selebrasi, tetapi juga kesiapan jangka panjang. Sebuah simbol bahwa cinta yang matang juga butuh pengetahuan, perencanaan, dan komitmen membangun masa depan yang sehat bagi generasi berikutnya. (Nov)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: