Ketegangan Dagang AS-China Mereda, Harga Emas Mulai Terjun Bebas!
Harga emas mulai terjun bebas-Michael Steinberg-pexels.com
RADARPEKALONGAN.CO.ID - Pasar komoditas global kembali diguncang setelah harga emas mulai terjun bebas pada Jumat, 25 April 2025.
Harga emas spot jatuh 1,7% menjadi US$ 3.290,43 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS ikut anjlok 1,6% ke US$ 3.299,00 per ons. Ini menjadi penurunan mingguan pertama setelah tren bullish dalam beberapa pekan terakhir.
Penurunan tajam ini dipicu oleh meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta penguatan indeks dolar AS.
Kombinasi kedua faktor ini telah mengurangi permintaan terhadap logam mulia yang selama ini diandalkan sebagai aset pelindung nilai (safe haven).
BACA JUGA:Ternyata Beda Tipis! Ini Perbandingan Harga Emas Antam dan UBS yang Harus Kamu Tahu!
Meredanya Ketegangan AS-China: Pendorong Penurunan Harga Emas
Sumber dari CNBC Internasional menyebutkan bahwa Pemerintah Tiongkok tengah mempertimbangkan untuk menghapus bea masuk sebesar 125% terhadap sejumlah barang asal AS.
Hal ini menjadi sinyal positif bahwa kedua negara tengah memasuki fase de-eskalasi dalam ketegangan dagang yang selama ini mendominasi pasar global.
Langkah tersebut diikuti dengan instruksi Beijing kepada para pelaku usaha agar mengidentifikasi produk-produk yang bisa dikecualikan dari tarif tinggi.
Pernyataan ini diperkuat dengan komentar Presiden AS, Donald Trump, yang mengungkapkan bahwa negosiasi langsung antara AS dan Tiongkok kini tengah berlangsung.
Namun, bagi pasar emas, perdamaian ini bukanlah kabar baik. Ketika ketegangan mereda, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke aset lain yang lebih berisiko tinggi seperti saham, sehingga permintaan terhadap emas pun melemah.
Dolar AS Menguat: Tambahan Tekanan untuk Harga Emas
Di saat bersamaan, indeks dolar AS mengalami kenaikan dan diproyeksikan mencatatkan penguatan mingguan pertama sejak Maret 2025.
Kuatnya dolar membuat emas menjadi lebih mahal bagi investor internasional yang bertransaksi dengan mata uang lain, sehingga turut menekan volume pembelian.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

