Waspada! 7 Modus Penipuan Tabungan Emas Pegadaian 2025 yang Mengincar Uangmu

RADARPEKALONGAN.CO.ID - Artikel ini akan membahas berbagai modus penipuan tabungan emas yang marak terjadi pada tahun 2025, cara mengenalinya, dan langkah aman untuk menghindarinya.

Investasi emas kini makin diminati karena dinilai aman dan stabil. Namun, popularitas ini juga dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk melancarkan penipuan tabungan emas.

Mereka menyasar masyarakat awam, terutama investor pemula yang belum memahami mekanisme investasi emas secara utuh.

Pegadaian, sebagai salah satu penyedia layanan tabungan emas, tak lepas dari pencatutan nama oleh oknum tak bertanggung jawab. 

Karena itulah, bagi kamu yang mempunyai tabungan emas di pegadaian, hendaknya mewaspadai beberapa modus penipuan berikut ini.

BACA JUGA:Lebih Untung Investasi Emas Fisik atau Emas Digital? Ini Penjelasan Lengkapnya

BACA JUGA:Rabu Pahing Cocok untuk Investasi Emas? Ini Alasan dan Strategi Cerdasnya!

Apa Itu Tabungan Emas Pegadaian?

Tabungan emas Pegadaian adalah layanan yang memungkinkan masyarakat menabung emas mulai dari nominal kecil, misalnya 0,01 gram, yang disimpan secara aman oleh PT Pegadaian. Beberapa keunggulan layanan ini meliputi:

• Aksesibilitas tinggi: Bisa mulai dari Rp10.000-an.
• Likuiditas baik: Emas bisa dicairkan dalam bentuk fisik atau tunai.
• Aman dan resmi: Dikelola oleh BUMN dengan pengawasan OJK.

Namun, nama besar inilah yang sering disalahgunakan oleh pelaku penipuan tabungan emas untuk menipu korbannya.

Kenapa Penipuan Tabungan Emas Bisa Terjadi?

1. Kurangnya Literasi Keuangan
2. Janji Keuntungan Tidak Masuk Akal
3. Minim Verifikasi dan Edukasi

7 Modus Penipuan Tabungan Emas yang Wajib Diwaspadai

1. Skema Ponzi Berkedok Tabungan Emas

• Modus ini menjanjikan imbal hasil tinggi dari “penambahan nasabah baru”. Investor lama dibayar dari uang investor baru sampai sistemnya runtuh.

2. Website Palsu Mirip Pegadaian

• Penipu membuat situs tiruan seperti pegadaian-gold.com yang mengelabui pengguna. Situs ini meminta data pribadi dan mengarahkan korban untuk transfer dana.

Sumber: