Jaga Kerukunan dan Kedamaian, Waspadai Bahaya Tsunami Informasi
Kepala PKUB Kementerian Agama RI, KH Adib Abdushomad, jadi narasumber Seminar Kebangsaan FKUB Kabupaten Pekalongan di Aula Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan, Jumat, 4 Juli 2025.-Hadi Waluyo-
KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID – Kepala PKUB Kementerian Agama RI, KH Adib Abdushomad, menyoroti pentingnya narasi damai di tengah era digital yang penuh disinformasi dari segala penjuru.
“Di era post truth dan AI, persepsi bisa mengalahkan fakta. Maka para tokoh agama harus lebih aktif menyuarakan kedamaian berbasis data dan kearifan, bukan sekadar emosi,” tegasnya.
Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Seminar dan Dialog Kebangsaan bertema “Tantangan Kerukunan Beragama dalam Era Post Truth dan AI”.
Seminar kebangsaan ini diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pekalongan di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan, Jumat, 4 Juli 2025.
Baca juga:FKUB Kabupaten Pekalongan Perkuat Komunikasi Kerukunan Beragama
KH Adib Abdushomad, ditemui usai seminar, menyampaikan, indeks kerukunan umat beragama tahun 2024 mengalami kenaikan, 76,47. Sebelumnya di tahun 2023, indeksnya 76,02.
"Artinya apa? Di tengah-tengah kemarin ada Pilkada dan seterusnya, Alhamdulillah indeks kerukunan umat beragama kita naik," ujar dia.
Namun, lanjut dia, di tahun 2025 ini dihadapkan dengan krisis global antara Iran dengan Israel. Sebelumnya, krisis Israel dengan Palestina, dan krisis Rusia dengan Kroasia.
"Kita harus membaca krisis geopolitik global ini agar eskalasi yang terjadi di krisis global yang ada di sana jangan sampai datang ke Indonesia. Bahasa lainnya, kalau kebun tetangga itu terbakar, jangan sampai kita menyiram halaman kita sendiri. Artinya kita harus mendinginkan, harus mengantisipasi, agar apapun yang terjadi di sana jangan sampai berdampak ke bangsa kita. Karena krisis Iran dengan Israel itu bukan perang agama, itu jangan dibawa-bawa ke sana dan itu kita harus sangat cerdas untuk itu," kata dia.
Disinggung perkembangan informasi di media sosial yang tak terkontrol, KH Adib Abdushomad mengakui saat ini tengah dilanda tsunami informasi, bahkan endemi informasi. Artinya, informasi itu sebagian sudah berpenyakit.
"Untuk mensikapinya kita harus melakukan digital literasi. Literasi digital menjadi sangat penting agar tokoh-tokoh agama tidak begitu mudahnya menelan informasi, jadi harus memilah-milahnya," kata dia.
"Meskipun kadang-kadang informasi itu benar, toh kita harus bertanya kepada hati kita. Apakah menimbulkan maslahat atau tidak kalau dishare, diviralkan, dan seterusnya," lanjut dia.
Semuanya harus berkomitmen untuk menjaga kerukunan dan kedamaian. Menurutnya, rukun dan damai merupakan modal yang luar biasa untuk membangun. "Kita ndak mungkin bisa membangun kalau ndak rukun dan damai," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

