Disway award
iklan banner Honda atas

ASN Berisiko Terserang Henti Jantung, RSUD Kajen Bekali Pegawai DPU Taru dengan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar

ASN Berisiko Terserang Henti Jantung, RSUD Kajen Bekali Pegawai DPU Taru dengan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar

Tim RSUD Kajen beri pelatihan bantuan hidup dasar bagi pegawai di DPU Taru Kabupaten Pekalongan. Pasalnya, dua tahun lalu salah satu kabid di dinas ini meninggal akibat serangan jantung mendadak saat rapat di kantor.-Hadi Waluyo-

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Serangan jantung atau henti jantung dan henti nafas bisa menimpa siapa saja, baik di rumah, di jalan, maupun di lingkungan kerja. 

Aparatur Sipil Negara (ASN) pun berisiko terkena serangan jantung dan henti nafas. Salah satunya saat bekerja di kantornya.

Serangan jantung mendadak yang tak ditangani dengan tepat bisa berakibat fatal, bahkan menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, RSUD Kajen, Kabupaten Pekalongan, mengeluarkan inovasi berupa pelayanan rumah sakit tanpa dinding. 

Baca juga:RSUD Kajen Hadirkan Layanan Dokter Spesialis Keliling

"Kita berusaha mengembangkan rumah sakit itu tidak hanya di dalam ruangan, namun juga di luar ruang," kata Direktur RSUD Kajen, dr Imam Prasetyo, ditemui usai kegiatan pelayanan rumah sakit tanpa dinding di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPU Taru) Kabupaten Pekalongan, Kamis, 17 April 2025.

Dikatakan, dalam kegiatan itu, tim RSUD Kajen memberikan pelatihan bantuan hidup dasar untuk orang awam. Dengan pelatihan itu, jika ada masalah henti jantung atau henti nafas, bisa memberikan bantuan segera sebelum ada pertolongan dari fasilitas kesehatan terdekat datang ke tempat. 

"Karena bantuan hidup dasar ini harus diberikan paling lambat 10 menit, maksimal itu. Karena kalau lebih dari 10 menit, otaknya sudah tidak dapat oksigen, nanti bisa menyebabkan kematian," ungkapnya.

Menurutnya, rumah sakit tanpa dinding kali ini dilaksanakan di DPU Taru Kabupaten Pekalongan, karena beberapa tahun lalu pernah terjadi ada henti nafas pasien. Akibat  keterlambatan pertolongan, pasien itu tidak tertolong.

"Kegiatan ini tidak berhenti di sini saja, akan muter di OPD-OPD lainnya, sekolah, dan di lembaga-lembaga masyarakat yang lain," ujar dr Imam.

Disinggung apakah henti jantung rentan menyerang ASN atau rawan terjadi di lingkungan kerja, ia mengatakan, kejadian henti jantung bisa terjadi di mana saja. Tidak hanya terjadi di ASN.

Ia berharap, jika ASN sudah paham bantuan hidup dasar nantinya bisa cepat getok tular dengan lingkungan keluarga atau tetangga sekitar. 

Dalam pelatian itu, dihadirkan pemateri dari tim RSUD Kajen, yang terdiri dari dokter IGD dan perawat IGD yang sudah terlatih.

"Nanti ada teori dan praktiknya menggunakan manekin," kata dia. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: