Limun Oriental Cap Nyonya Silhuet: Minuman Tradisonal Khas dari Pekalongan yang Menyegarkan

Saat ini, Limun Oriental Cap Nyonya Silhuet telah berusia satu abad lebih. Tentu saja, perjalanan Limun Oriental untuk terus bertahan hingga saat ini tidaklah mudah.

Minuman yang sering dikenal dengan sebutan "Aer Belanda" ini pernah mengalami berbagai tantangan untuk tetap eksis di tengah arus globalisasi.

Pada sekitar tahun 1980-an, penjualan Limun Oriental mengalami penurunan karena banyak produk minuman bersoda asing yang masuk ke pasar Indonesia.

BACA JUGA:Menarik! Aneka Motif Batik Pekalongan dan Makna Filosofi yang Terandung di Dalamnya

BACA JUGA:Karakteristik dan Proses Pembuatan Batik Pekalongan Serta Nilai Filosofisnya

Meskipun kami tidak menghentikan operasional, penjualan kami mengalami penurunan yang signifikan. Kami hanya menerima pesanan dari pelanggan lokal," ungkap Bernardi, yang merupakan generasi kelima pengelola Limun Oriental.

Namun, dengan memperhatikan tren yang ada, Bernardi berinovasi pada tahun 2017 dengan membuka kedai di teras rumahnya.

Inovasi ini mendapat sambutan positif dari pemuda di Pekalongan yang sedang mencari tempat untuk berkumpul. Sejak saat itu, nama Limun Oriental kembali muncul ke permukaan dan semakin dikenal sebagai salah satu ikon oleh-oleh khas Pekalongan.

Untuk menikmati kesegarannya, kamu tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak. Jika kamu meminumnya di lokasi, hanya akan dikenakan biaya sebesar Rp7. 500 per botol.

BACA JUGA:Tak Hanya Soal Batik, Berikut 10 Kuliner Favorit Pekalongan yang Wajib Kamu Cicipi

BACA JUGA:Ragam Destinasi Wisata di Pekalongan yang Bisa Kamu Kunjungi Bersama Keluarga

Dan jika kamu ingin membawanya pulang, biayanya hanya Rp10. 000 per botol. Namun, jika kamu berencana untuk menjadikannya sebagai oleh-oleh, kamu tidak perlu khawatir.

Di sini, kamu juga bisa menemukan kemasan kardus yang berisi enam botol dengan harga Rp60. 000 per kotaknya.

Sumber: