TMMD 125 Membangun Senyum Lebar Petani, Menyambung Air Gunung
Satgas TMMD Kodim 0710/Pekalongan bersama warga Desa Windurojo Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan bangun sumur bor di desa itu.--
Oleh: Rusgiyarto (Pendim 0710 Pekalongan)
KEKERINGAN seakan menjadi pemandangan khas di Desa Windurojo, salah satu desa paling ujung Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan. Hampir setiap hari, warga di sana hidup dalam keterbatasan air bersih, hingga senyum pun terasa sulit mereka hadirkan.
Meski berada di dataran tinggi dengan ketinggian 150–200 mdpl, sumber air bersih di desa terluas di Kecamatan Kesesi ini justru jauh dari jangkauan warga. Dari total luas wilayah 1.079 hektare (ha), sekitar 275 ha merupakan lahan pertanian berupa sawah, sedangkan yang 803 ha merupakan lahan kering.
Kekeringan di desa itu berkali-kali menjadi bahan liputan media. Kisah pilu warga yang harus bersusah payah mendapatkan air bersih kerap viral di media sosial. Tak ada senyum, warga hidup dengan keterbatasan air bersih. Belum lagi kondisi jalan berbatu dan terjal yang melintasi hamparan sawah, menambah penderitaan warga yang menggantungkan hidup dari bertani.
Akses jalan penghubung yang sulit dilalui membuat warga kerap memilih jalur alternatif memutar dengan waktu tempuh lebih lama. Kondisi jalan desa yang seperti itu, menambah kepiluan warga dan seakan menjadi konsumsi berita rutin di media sosial—tentang kepiluan warga dan keterisolasian desa.
Kehadiran Satgas TMMD
Di tengah keterbatasan itu, Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler Ke-125 Tahun Anggaran 2025 yang digelar Kodim 0710/Pekalongan hadir membawa harapan. Program yang digelar selama 30 hari ini mengusung sasaran fisik berupa pembangunan jalan usaha tani sekaligus menghadirkan solusi air bersih.
Tugas itu jelas tidak mudah. Desa Windurojo memang sudah berstatus hukum definitif sebagai desa mandiri. Terletak di 7°03'43.2" sampai 7°06'03.4" Lintang Selatan (LS), dan 109°31'12.7" sampai 109°29'44.6" Bujur Timur (BT), Windurojo merupakan salah satu desa paling selatan di Kecamatan Kesesi dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Pemalang.
Kondisi perbukitan jalan terjal, menuntut perjuangan fisik bagi para anggota TNI bersama masyarakat untuk mengubah pandangan kesedihan dan keterpurukan desa itu menjadi desa yang indah dan makmur.
“Saya orang Pemalang, punya istri di Windurojo. Kalau pulang kampung, tidak berani lewat jalan desa malam hari karena minim penerangan. Jalannya juga terjal. Kalau lewat jalur memutar bisa 30–45 menit, tapi lewat sini cuma 15 menit,” ungkap Rian (35), warga Pemalang.
Kondisi jalan itu semakin berisiko saat musim hujan. Tak bisa dilalui kendaraan, warga hanya mengandalkan tenaga untuk memikul hasil panen, rumput, atau peralatan pertanian.
"Semuanya serba terbatas kalau kondisi jalannya seperti di sini. Bawa hasil panen, bawa rumput, bawa peralatan di sawah harus dipikul jalan kaki. Tenaga habis di jalan, tapi apa boleh buat. Semuanya serba terbatas kalau kondisi jalannya seperti di sini," tutur Pak Sarif (65) dengan raut sedih.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

