Usai Divaksin, Mbah Markamah: Bismillah, Nyuwun Sehat
*Melihat Antusiasme Lansia Mengikuti Vaksinasi di GOR Jetayu Kota Pekalongan
TANGAN kirinya membawa satu kantong beras seberat 5 kilogram. Sementara tangan kanannya menenteng sebuah karung, seberat kurang lebih 10 kilogram. Namun, di raut wajahnya menunjukkan raut sumringah. Langkahnya pun terhitung cepat untuk seorang nenek seusianya, dengan barang bawaan seberat itu.
Nenek tersebut tak lain adalah Markamah (66), warga Kampung Baru, Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. "Alhamdulillah wau sampun disuntik vaksin (Alhamdulillah tadi sudah disuntik vaksin)," ujarnya, begitu Radar Pekalongan bertanya kepadanya apakah sudah divaksin apa belum.
Demikian pula diungkapkan Lis Diyah (60), teman sekaligus tetangga dari Markamah. "Kulo nggih sampun disuntik. Niki malah diparingi beras kalih panitia. Sedoyo sing mpun vaksin nggih sami, diparingi beras kalihan gelas (Saya juga sudah disuntik. Ini malah dikasih beras oleh panitia. Semua yang sudah vaksin juga sama, dikasih beras dan gelas)," imbuh Lis.
Mbah Markamah mengaku sengaja datang untuk ikut vaksinasi atas kemauannya sendiri. Selain sebagai salah satu ikhtiar agar tetap sehat, dia juga mengakui sengaja ikut vaksinasi karena mendapat kabar akan dapat hadiah beras usai divaksin. "Seneng, soale entuk beras. Tapi nek ora entuk yo ora apa-apa. Pokoke niate ben sehat. Bismillah, nyuwun sehat (senang, soalnya dapat beras. Tapi kalau tidak dapatpun tidak apa-apa. Pokoknya niatnya biar sehat. Bismillah, minta kesehatan," tuturnya.
Selain bersyukur karena sudah divaksin dan mendapat hadiah beras, Markamah juga mengaku senang karena dari lokasi vaksinasi tersebut dirinya bakal bisa mendapat tambahan penghasilan. Pasalnya, dia yang kesehariannya berjualan gethuk dan punya kerjaan sambilan sebagai pencari rongsok ini berhasil mengumpulkan satu karung rongsok berupa botol bekas kemasan air mineral dan kardus dari lokasi vaksinasi.
Rongsok tersebut dia kumpulkan, selanjutnya dijual ke pengepul. Untuk setiap 5 kg sampah atau rongsok plastik dia akan mendapat uang Rp5 ribu. Sedangkan kalau rongsok kardus untuk 10 kilonya dihargai Rp12.500. "Lumayan, kena nggo tambah penghasilan (lumayan, bisa buat tambah penghasilan)," tutur nenek dua cucu ini.
Baik Markamah maupun Lis Diyah, mengaku datang ke lokasi vaksinasi tersebut dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 kilometer dari rumahnya.
Tak hanya itu, mereka pun harus menerjang genangan banjir rob yang memang biasa menggenangi kampungnya. "Tadi jalan kaki lewat dalam kampung," ungkap Lis Diyah. "Ini pulangnya rencana mau naik becak, paling bayar 10 ribu, urunan dua orang. Repot kalau pulang jalan kaki lagi, soalnya ini sambil bawa karung isi rongsok," sambung Markamah.
Apa yang dilakukan kedua lansia tersebut untuk ikut vaksinasi memang patut diacungi jempol. Meski sudah renta, mereka tetap semangat ikut divaksin.
Markamah dan Lis Diyah merupakan dua dari sedikitnya seratus orang lansia yang datang ke GOR Jetayu untuk ikut vaksinasi. Selain datang sendiri maupun diantar oleh anggota keluarganya, banyak pula dari para lansia itu yang diantar jemput oleh panitia menggunakan mobil.
Ketua DPC PDI P Kota Pekalongan, Agung Satria Hermawan, mengaku bersyukur kegiatan vaksinasi Kemitraan DPR RI yakni anggota Komisi I, Dede Indra Permana dari Fraksi PDI P, bekerja sama dengan Pemda Kota Pekalongan dalam hal ini Dinas Kesehatan itu mendapat sambutan antusias masyarakat.
"Kita bersyukur, yang datang terhitung banyak. Dari absensi tercatat ada 846 orang peserta, dan yang bisa divaksin ada 678 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 20 persennya merupakan lansia," kata Agung.
Dia menambahkan, dengan adanya kegiatan vaksinasi massal tersebut bisa mempercepat capaian vaksinasi khususnya di Kota Pekalongan. "Mudah-mudahan dari pelaksanaan vaksinasi yang semakin ditingkatkan ini, Kota Pekalongan bisa segera terbebas dari pandemi Covid-19," ungkap Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: