Musim Hujan, Pengusaha Krupuk Kewalahan Penuhi Permintaan Pasar

Musim Hujan, Pengusaha Krupuk Kewalahan Penuhi Permintaan Pasar

PROSES - Proses pengeringan kerupuk di rumah produksi kerupuk usek milik Caswadi yang berada di Kelurahan Karangasem Selatan, Kecamatan Batang.

BATANG - Musim penghujan ternyata menjadi berkah tersendiri bagi para produsen kerupuk di Batang. Pasalnya, di musim hujan permintaan pasar meningkat signifikan, sehingga mereka sampai kewalahan.

Namun, bukan hanya karena meningkatnya jumlah produksi, produsesn kerupuk juga kewalahan karena proses produksi otomatis lebih lambat. Sebab, industri rumahan tersebut memang masih mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan adonan kerupuk.

"Kalau musim hujan justru permintaan kerupuk meningkat. Tapi malah kenaikan permintaan tidak bisa terpenuhi, karena kendala cuaca yang terkadang tidak menentu dan produksi menurun ya kami agak kewalahan," tutur satu di antara pengusaha kerupuk di Kecamatan Batang, Caswadi, Jumat (3/1).

Menurut Caswadi, saat musim hujan proses pengeringan kerupuk akan lebih lama sampai 24 jam atau satu hari. "Produksi masih tetap berjalan, tapi memang kendala cuaca tidak bisa dihindari. Kalau pas musim kemarau ya cepat, hanya 5 sampai 7 jam sudah kering," terangnya.

Meski ada penurunan produksi karena pengeringan yang lama, namun pihaknya tidak menaikkan harga. Harga jual kerupuk mentah tetap dipatok Rp 13.500 per kilogramnya. "Kecuali kalau harga tepung naik, itu yang akan berpengaruh ke harga," pungkasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: