Balita Enam Bulan Idap Jantung Bocor

Balita Enam Bulan Idap Jantung Bocor

**Besuk, Wihaji Bantu Biaya Pengobatan

JENGUK - Bupai Wihaji bersama Kepala Dinas Kesehatan dr. Mukhlasin menjengunk Bima Risky Maulana Derita Jantung Bocor, Infeksi Paru dan Bibir Sumbing, Selasa (10/3/2020).

BATANG - Nasib malang dialami bayi berusia enam bulan, Bima Risky Maulana. Bayi dari pasangan Pujiyanto (40) dan Umi Latifah (30) lahir kondisi bibir sumbing sampai ke langit-langit mulut. Tak hanya itu, mata kiri bayi yang kerap dipanggil Bima ini, mengalami retina ganda serta tangan sebelah kanan terdapat enam jari.

Saat ini Bima bersama orang tuanya tinggal di rumah saudara di Dukuh Legoksari RT 6 RW 6 Kelurahan Proyonanggan Tengah, Kecamatan/Kabupaten Batang. Tak seperti kamar bayi lainnya yang dipenuhi mainan, kamar Bima malah dipenuhi tabung oksigen. Total ada sekitar empat tabung oksigen ukuran 6 kubik dengan panjang sekira 1,5 meter dengan diameter sekira 30 sentimeter di pojok kamar. Di sisi pinggir kasur tampak pula compressor nebulizer atau alat terapi pernapasan.

Di kamar itulah, Bima hanya bisa terbaring lemah. Tak ada tawa, pun tangis manja dari bibir mungilnya. Untuk bernafas pun ia harus dibantu dengan masker oksigen lewat mulutnya.

"Bima ketika berusia dua bulan divonis dokter mengalami jantung bocor sekitar 3 sampai 4 mili, paru-parunya juga mengalami infeksi," tutur Ayah Bima, Pujiyanto, saat diwawancarai Radar Pekalongan, Selasa (10/3/2020).

Setelah lahir di rumah bidan, lanjutnya, Bima memang langsung dirujuk ke rumah sakit daerah di Batang selama seminggu dirawat karena kondisi tersebut.

"Bima bernafas memang tergantung oksigen, jika oksigen dilepas dia akan mengalami sesak nafas dan kulit jadi membiru," imbuhnya.

Dalam sehari, paling tidak satu tabung ukuran 6 kubik habis dihirup Bima. Adakalanya sebelum satu hari oksigen di tabung sudah habis. Selain itu, Bima juga harus mengkonsumsi obat jantung dan obat paru-paru.

"Tidak tentu tergantung rewel atau tidak, kalau sering rewel belum ada 24 jam sudah habis, sebaliknya kalau dia tenang maka tabung bisa seharian," jelasnya.

Diceritakan Pujiyanto, kejadian awal Bima divonis jantung bocor waktu tersedak saat minum air susu lewat selang. Ketika itu Bima baru saja diimunisasi. Setelah itu, Bima mengalami panas tinggi sehingga dibawa ke RSUD Kalisari Batang. Dokter anak di rumah sakit tersebut memprediksi, Bima mengidap kelainan jantung, sehingga harus dirawat sampai 10 hari.

Tak kunjung membaik, pihak RSUD merujuk Bima ke RSUP Kariadi Semarang. Dalam perjalanan ke Rumah sakit tersebut, Bima sempat mengalami sesak nafas selama perjalanan sampai di RSUP, Bima langsung dibawa ke IGD.

"Di IGD selama dua hari, pindah ICU anak 10 hari, selama perawatan itulah Bima divonis penyakit jantung bocor dan infeksi paru," terangnya.

Selepas keluar dari RSUP Kariadi pada 20 Januari 2020, seharusnya Bima melakukan kontrol rutin. Namun hingga saat ini orang tuanya belum mampu membawa Bima kembali ke Semarang. Hal ini terpaksa ia lakukan karena tidak mengantongi biaya untuk kembali ke RSUP Kariadi. Keluarga pun juga mengalami trauma, jika nantinya di perjalanan Bima mengalami sesak nafas kembali.

"Ingin sekali memeriksakan Bima ke Karyadi karena ingin tahu hasil ikhtiar kami selama empat bulan ini terutama kondisi bocor di jantung dan infeksi paru apakah sudah membaik," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: