Dongkrak Kesejahteraan Petani, Pemkab Pekalongan Jalin Kerjasama dengan IPB

Dongkrak Kesejahteraan Petani, Pemkab Pekalongan Jalin Kerjasama dengan IPB

Produk unggulan lainnya yang siap dikembangkan adalah tembakau. Bupati mengatakan, tembakau dibudidayakan di Desa Simego dan Tlogohendro, walaupun belum banyak. Tahun 2017, produksinya baru 10.500 kg, dan menjadi 14 ribu kg di 2018. "Nanti kita kembangkan juga. Lahannya kita siapkan. Mudah-mudahan produktivitas tembakau bisa meningkat," harapnya.

Potensi peternakan di Kabupaten Pekalongan, lanjut Bupati, juga menjanjikan. Populasi ternak sapi di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2017 mencapai 22.400 ekor. Di Kecamatan Paninggaran sendiri terdapat populasi sapi 4.800 ekor. Menurutnya, Kecamatan Paninggaran sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sentra sapi di Kabupaten Pekalongan.

"Ada ahli sapi dari IPB, silahkan dikembangkan. Lahannya masih sangat memungkinkan. 15 ribu ekor sapi masih bisa dikembangkan di Paninggaran, ini potensi," ujar Asip.

Kabupaten Pekalongan juga kaya akan potensi produk perikanan. Produktivitas perikanan di tahun 2017 mencapai 7.436 ton, dan akan terus ditingkatkan menjadi 10 ribu ton. "Semua santri saya berkeinginan di seluruh ponpes kita bantu bioflok untuk lele," katanya.

Rektor IPB Dr Arif Satria menyatakan, kerjasama IPB dengan Pemkab Pekalongan semakin lama, semakin lengkap. Apalagi ia mengaku memiliki hubungan yang baik dengan Bupati Pekalongan sejak dirinya belum menjadi Rektor IPB. Arif Satria sendiri merupakan putra asli Pekalongan.

"Jika rektornya orang Pekalongan, ketua LPPM-nya orang Pekalongan, masak Pekalongan tidak diperhatikan, maka IPB punya keinginan besar untuk bisa membantu dalam rangka membangun pertanian di Kabupaten Pekalongan," tandasnya.

Disebutkan, ada beberapa program yang akan bekerjasama dengan Pemkab Pekalongan, seperti program santri preneur, sebuah program yang sedang digagas oleh IPB untuk membangun kewirausahaan di kalangan santri di bidang-bidang pertanian. Oleh karena itu, IPB terus mendorong pelatihan-pelatihan dan pendampingan agar para santri itu punya bekal kemampuan teknis dalam bidang pertanian. Kerjasama pun dilakukan di bidang kelautan, perikanan, maupun di bidang peternakan.

"Kita ada program sekolah peternakan rakyat (STR) yang digagas oleh Profesor Mulatno. Program ini sudah ada di 7 provinsi. Sebuah program bagaimana mengkonsolidasi para peternak-peternak di sebuah kawasan/kecamatan agar masuk skala ekonomi, dan media untuk para peternak untuk saling belajar. Ini adalah komitmen kami untuk terus mendorong masyarakat agar terus bisa berperan dalam bidang pembangunan pertanian," ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, IPB mengembangkan teknologi 4.0. Jika ada hama penyakit tanaman, maka dengan menggunakan handphone akan bisa diketahui hama dan penyakitnya itu apa.

"Untuk sawit itu sudah bisa dilakukan. Untuk tanaman-tanaman lain masih terus kita pelajari. Sehingga suatu saat petani di Pekalongan kalau ingin tahu pisangnya kena penyakit apa, duriannya kena penyakit apa, cukup dengan melihat hp saja. Nanti ketahuan penyakitnya apa. Di IPB juga sudah ditemukan alat penerjemah tangisan bayi. Jika bapak sekalian punya cucu usia 0-3 bulan, cucunya menangis itu ketahuan, dia lapar, dia kembung, dia ingin minum, atau ingin diajak jalan-jalan. Jadi teknologi sekarang sudah semakin canggih. dan saya kira tugas IPB untuk mengawal perubahan teknologi yang begitu cepat ini agar bisa sampai ke masyarakat dan masyarakat bisa memanfaatkan program ini dengan baik," katanya.

IPB, lanjut dia, juga punya keinginan besar untuk terus menerima mahasiswa terbaik dari Kabupaten Pekalongan. "Khusus di Paninggaran, jika ada anak petani yang pintar sekali, silahkan masuk ke IPB melalui saya. Akan kami terima sebagai calon mahasiswa di IPB, sehingga kader-kader di Paninggaran ini orang yang bisa studi di IPB sehingga suatu saat bisa kembali untuk membangun pertanian di daerahnya," imbuhnya. (ap5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: