Eranya Informasi, Santri Dituntut Melek Literasi

KENDAL - Di era milanial saat ini, budaya literasi perlu digalakkan ke seluruh lapisan masyarakat. Tak terkecuali kalangan santri, yang tengah sibuk menimba ilmu di pesantren.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Selamat Sri (Uniss) Kendal, Alkomari mengatakan, dalam sebuah literasi pemahaman dasar yang harus diketahui masyarakat adalah budaya membaca dan menulis.

"Dengan memiliki dasar budaya itu, maka literasi menjadi meningkat tinggi," katanya saat berbagi ilmu kepada santri di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin ASPIR Kaliwungu], Jumat (27/12). Tema yang diangkat adalah bagaimana meningkatkan literasi pesantren.

Menurut Alkomari, salah satu kendala literasi adalah minat baca yang rendah, sehingga melalui kegiatan tersebut ia berharap kegiatan membaca ditingkatkan. "Walaupun terkadang malas membaca, tapi harus dipaksa untuk membaca," pesannya.

Di lingkungan pesantren, kegiatan membaca perlu ditingkatkan utamanya yang menyangkut informasi yang berhamburan di berbagai media, baik media televisi, cetak, maupun media sosial. "Sehingga santri memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, tidak hanya soal agama namun juga informasi umum yang menjadi sorotan publik," terangnya.

Dijelaskan Alkomari, perkembangan digitalisasi informasi menuntut para santri agar tidak ketinggalan informasi. "Santri juga dituntut untuk selektif dalam mengkonsumsi informasi, harus mengerti apakah informasi ini hoax atau bukan," ucapnya.

Dia mengingatkan bahwa bermedia sosial juga ada etikanya. Misalnya, tidak menyebarkan ujaran kebencian. "Ingat, sudah banyak kasus yang kena UU ITE," pungkasnya.

Sementara itu, puluhan santriwan dan santriwati Ponpes Roudlotut Tholibin ASPIR Kaliwungu Kendal tampak antusias mengikuti acara. Mereka bahkan sangat aktif bertanya seputar media sosial, hoax, dan literasi. (lid)

Sumber: