Waspadai Sekecil Apapun KDRT

Waspadai Sekecil Apapun KDRT

Seseorang tidak mungkin melakukan aksi keji seperti itu secara tiba-tiba. "Pasti ada perjalanan-perjalanan kejadian traumatis juga bisa, atau kalau kita runtut ke belakang bisa saja ada yang salah dari pola asuhnya selama ini seperti apa yang dia terima," kata dia.

Jika seseorang mengalami kepribadian yang terganggu sebetulnya juga ada faktor-faktor X-nya.

"Orang awam sering menanyakan kenapa orang kok bisa tega. Karena kita standarnya kan kalau kita ndak tega. Karena kan mungkin kita ndak ada gangguan kepribadian. Begitu seseorang mengalami gangguan di sisi-sisi kepribadian tertentu bisa saja dia tidak ada rasa empati kalau itu menyakiti," ungkap dia.

Disinggung di dalam sebuah rumah terlalu banyak anggota keluarga, apakah bisa menjadi faktor pemicu kejadian seperti itu, ia menyatakan mungkin bisa. Disebutkan, seseorang yang membangun rumah tangga idealnya segera mandiri.

Salah satunya dia butuh ruang, butuh wadah, butuh waktu yang lebih longgar untuk memahami satu sama lain.

"Orang menikah itu bertemu dengan kepribadian yang berbeda, latar belakang dan budaya berbeda, pengasuhan berbeda. Jadi proses adaptasi saya dengan pasangan saja masih butuh waktu.

Ketika kita ternyata tidak mandiri secara papan, rumah maksudnya, kita masih ngikut misalnya itu kan berarti ada orang lain selain pasangan kita yang harus adaptasi kalau itu orang baru apakah itu mertua, saudara ipar. Ini kan orang lain dan kita belum pernah serumah dengan mereka, jadi akhirnya kita banyak PR untuk beradaptasi," ujar dia.

Dalam adaptasi itu, lanjut dia, pasti ada benturan-benturan dan kesalahpahaman. Dalam adaptasi pasti ada permasalahan yang muncul, tidak semuanya berjalan dengan mudah.

"Walaupun itu orang bilang tergantung orangnya. Ya betul tergantung orangnya tapi butuh waktu untuk bisa melakukan sebuah proses adaptasi yang diterima kedua belah pihak.

Dengan banyaknya orang, semakin memperuncing kalau orang itu tidak punya keterampilan di dalam coping mekanismenya. Kemampuan menyelesaikan masalahnya lemah dengan banyak orang akan banyak masalah, itu akan memperberat stres buat dia.

Itu salah satu catatan kenapa dalam keluarga besar itu potensi problemnya juga besar apalagi buat orang-orang punya gangguan kepribadian. Pasti itu sangat berisiko," tandasnya. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: