Petani Tembakau Kelimpungan

Petani Tembakau Kelimpungan

**Akibat Mendominasi Pengepul Luar Daerah

PETUNGKRIYONO - Nasib petani tembakau di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, kelimpungan. Pasalnya, posisi tawar mereka lemah akibat mendominasinya pedagang pengepul dari luar daerah.

Slamet (48), petani dari Dukuh Rowo, Desa Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono, baru-baru ini, mengatakan, nasib petani tembakau di Petungkriyono di masa pandemi ini tidak jelas. Pasalnya, tanaman tembakau siap panen hingga saat itu belum dibeli oleh pedagang pengepul dari Temanggung. Mereka juga belum mengetahui berapa harga daun tembakau perkilonya.

"Hingga saat ini kami belum tahu berapa harganya, karena pengepul dari Temanggung belum datang. Untuk tahun lalu, harganya Rp 7 ribu perkilo," kata dia.

Disebutkan, tanaman tembakau mulai dibudidayakan di daerah itu sejak dua tahun lalu. Kelompok tani di wilayah itu mengembangkan tanaman tembakau di lahan seluas 4 hektare.

"Kondisi tanah dan iklim di sini cocok untuk tanaman tembakau. Meskipun masih uji coba, kualitasnya bagus," ujar dia.

Diakuinya, kelemahan petani tembakau di Petungkriyono masih bergantung pada pengepul dari luar kabupaten. Padahal, jika dirajang sendiri harga tembakau rajangan bisa tembus Rp 200 ribu perkilo. Namun, ia mengaku sulit memasarkan tembakau rajangan tersebut.

"Rajangan sendiri harganya bagus, namun pembelinya sulit. Sekarang yang rokok nglinting kan sudah sedikit," kata dia. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: