Skor Indeks Keluarga Sehat Jauh dari Ideal

KOTA - Pemkot Pekalongan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan terus berupaya mendorong peningkatan Indeks Keluarga Sehat (IKS) di Kota Pekalongan. Pasalnya tahun 2022 IKS di Kota Pekalongan hanya sebesar 0,31 persen. Angka ini jauh dari batas skor standar Keluarga Sehat yakni 0,8 persen. Dari 12 indikator yang harus dipenuhi ada 6 indikator yang menjadi PR karena belum memenuhi target. 

 

"IKS Kota Pekalongan masih jauh dari target nasional yang mensyaratkan keluarga sehat. Indeks kita masih di bawah 0,5 persen artinya kita tidak masuk kriteria sehat, bahkan tidak bisa dikatakan prasehat karena kategori prasehat indeksnya 0,5-0 8 persen," ungkap Plh Kepala Dinas Kesehatan, Junaedi Wibawa Selasa (11/4/2023). 

 

12 indikator yang untuk menentukan IKS yakni keluarga berpartisipasi aktif dalam program keluarga berencana, ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan resmi, bayi memperoleh imunisasi dasar lengkap, bayi mendapatkan ASI ekskusif, tumbuh kembang bayi dan balita selalu dimonitor setiap bulannya.

 

Kemudian penderita TB berobat sesuai dengan ketentuan, yang mengalami tekanan darah tinggi berobat secara teratur, seluruh anggota keluarga bebas rokok, seluruh keluarga yang tercantum dalam KK menjadi anggota JKN, memiliki akses terhadap air bersih dan layak minum, keluarga merupakan pengguna jamban sehat, dan keluarga dengan gangguan jiwa tidak ditelantarkan. 

 

"Dari indikator tersebut ada enam indikator yang perlu penyelesaian secara khusus seperti pengobatan TB dan Hipertensi, kami melalui puskesmas atau faskes lainnya harus memberikan pemahaman lebih kepada penderita TB agar secara teratur mengonsumsi obat, begitu pula hipertensi. Keduanya harus terkontrol," jelas dr Junaedi. 

 

Junaedi menyebutkan, indikator lainnya yakni gangguan penyakit jiwa di Kota Pekalongan yang berobat dan tidak ditelantarkan baru 43,08 persen. Budaya merokok dalam satu keluarga juga 53 persen. "Anggota KK di Kota Pekalongan yang sudah mendapat pelayanan JKN masih 50 persen. Sejak April ini kami mulai meningkatkan pengguna pelayanan JKN agar bisa 95 persen," beber dr Junaedi.

 

Selanjutnya indikator keenam yang belum memenuhi target yakni keluarga merupakan pengguna jamban sehat.

 

Sumber: