Tolak Pembangunan Pabrik Sepatu, Ratusan Warga Gelar Aksi di Balai Desa
Warga Dukuh Kedungsambi Desa Kedungkelor melakukan aksi demo di Kantor Kepala Desanya menolak pembangunan pabrik sepatu.-Agus Pratikno-Radar Tegal
TEGAL - Ratusan warga menggelar aksi di Balai Desa Kedungkelor Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal untuk menolak pembangunan pabrik sepatu di wilayahnya, Jumat 26 Mei 2023.
Peserta aksi yang berasal dari Dukuh Kedungsambi tersebut menuntut agar pembangunan pabrik tidak dilakukan dulu, sebelum ada kesepakatan terkait dampak positif dan negatif setelah pabrik berdiri dengan warga.
Pada aksi yang digelar sekitar pukul 13.30 Wib tersebut, warga mendatangi balai desa sambil membentangkan sejumlah spanduk. Isinya penolakan atas pembangunan pabrik karena belum ada kesepakatan dengan warga.
Menurut tokoh masyarakat Desa Kedungkelor, Sucipto hingga kini belum ada kesepakatan antara warga dengan investor pembangunan pabrik sepatu.
"Warga dan pemilik pabrik sepatu belum ada kesepakatan terkait dampak yang nantinya akan terjadi setelah pabrik berdiri. Karena itu, sebelum pabrik berdiri, warga meminta agar Pemerintah Desa Kedungkelor tidak memberikan kunci atau pintu dengan menggelar konsultasi publik," ujar Sucipto.
Sucipto mengungkapkan, bahwa selama ini keinginan warga untuk bisa bertemu dengan pemilik pabrik belum dipenuhi. Sehingga antara kedua belah pihak belum ada kata kesepakatan.
"Sebelum pemilik perusahaan itu memenuhi tuntutan warga, tolong Bapak Kepala Desa agar jangan memberikan kunci atau pintu terlebih dahulu. Warga tidak ingin terjadi kesewenang-wenangan, setelah pabrik sepatu itu berdiri nantinya," jelas Eko.
Warga juga mendesak agar konsultasi publik tidak digelar terlebih dahulu, karena nantinya bisa membuat penilaian berbeda yang seolah-olah warga telah setuju.
"Masih banyak hal yang harus dibicarakan secara baik terlebih dahulu, sehingga tidak ada lagi permasalahan di tengah-tengah warga nantinya," lanjut Sucipto.
Sementara itu, Koordinator Aksi Edi Macan mengungkapkan, warga sudah lama ingin bertemu dengan pemilik pabrik sepatu.
Namun dari pihak pemilik pabrik tidak ada niatan baik untuk bertemu, malah terkesan memaksakan kehendak untuk segera melakukan sosialisasi atau konsultasi publik pada hari ini.
"Permintaan warga itu sangat simpel, yaitu bertemu pemilik pabrik untuk berembug untuk kelancaran dan kebaikan bersama antara pemilik pabrik dan warga. Namun sampai sekarang kenyataan belum bisa bertemu," bener Eko.
Selain belum ada kesepakatan dengan warga, Eko juga mengungkapkan bahwa pembangunan pabrik sepatu belum mengantongi perizinan sama sekali namun tiba-tiba akan mulai dilakukan pembangunan.
"Perizinan pabrik masih nol, tapi ternyata pengerukan dan pemagaran pengerjaan sudah akan dimulai. Bahkan alat berat sudah didatangkan ke lokasi, sehingga wargapun menolaknya sebelum bertemu dengan pemilik pabrik tersebut," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: