Tradisi Mitoni : Menjaga Keselamatan dan Mempertahankan Kearifan Budaya Jawa
Salah satu tahap pelaksanaan tradisi tingkeban atau mitoni yaitu memasukan telur ke dalam kain ibu oleh suami dan membiarkannya menggelinding melalui perut sampai jatuh dan pecah.-Foto: Instagram/@cantitachril-
Setelah ritual siraman selesai, maka ritual selanjutnya memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain ibu bayi yang dilakukan oleh suami yang melalui perut sampai menggelinding ke bawah dan pecah.
Jika telur yang dijatuhkan tidak pecah maka menunjukkan calon bayi yang akan lahir laki-laki dan apabila telur yang dijatuhkan tersebut pecah maka menunjukkan calon bayi yang akan lahir adalah perempuan.
3. Brojolan Kelapa Gading
Dilakukan oleh seorang sang suami untuk dimasukkan ke dalam kain yang di pakai oleh sang ibu bayi, kelapa yang dijadikan syarat tersebut yakni dua buah kelapa muda. Dua kelapa tersebut dibawa kedalam kamar ditidurkan dan digambar wayang arjuna dan sumbadra.
Dua wayang tersebut memiliki karakter diantaranya arjuna, menggambarkan jika anaknya laki-laki maka kelak akan seperti arjuna. Dan jika sumbadra, menggambarkan juga jika anaknya nanti perempuan maka kelak akan memiliki karakter seperti sumbadra yakni memiliki pikiran yang luas, tidak mudah cemburu, dan tidak mudah percaya terkait dengan hal yang belum jelas kebenarannya.
4. Mengganti Pakaian
Mengganti pakaian ibu bayi dengan 7 kain jarit batik dengan motif yang berbeda setelah itu yang menyaksikan tradisi tersebut diminta agar memilihkan kain jarit mana yang cocok untuk dipakai oleh sang ibu bayi itu.
5. Rujak dan dawet
Setelah mengganti kqin 7 kali, ibu bayi tersebut diajak masuk kedalam kamar untuk berdandan. Ibu sang bayi itu wajib melakukan tradisi ritual jual dawet dan rujak. Ketika upacara tradisi pembuatan rujak, calon ibu bayi tersebut harus di dampingi oleh suami.
6. Kenduri
Kenduri atau syukuran, dengan tujuan bersyukur atas karunia serta rahmat yang telah dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan memanjatkan doa agar ibu yang hamil tersebut dan calon anaknya nanti dilahirkan dalam keadaan selamat.
Tasyakuran makanan yang diadakan biasanya berupa tumpeng yang memiliki simbol kelak calon anak yang akan lahir terlahir dengan sehat dan kuat dan berbagai macam jajanan pasar yang memiliki simbol akan menimbulkan kekuatan, jika jajanan yang dihidangkan secara jelas sehingga melambangan doa dan pengharapan akan dikabulkan. (*)
Penulis : Heskiani (20122143)
Mahasiswa PAI UIN K.H. Abdurrahman Wahid
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: