Ditemukan 20 Penderita Kusta di Kota Pekalongan Selama Januari–Juni 202

Ditemukan 20 Penderita Kusta di Kota Pekalongan Selama Januari–Juni 202

DETEKSI DINI KUSTA - Petugas Dinkes Kota Pekalongan bersama kader Puskesmas melakukan deteksi dini penyakit kusta dengan 'RVS' di seluruh wilayah kelurahan di Kota Pekalongan.-Wahyu Hidayat-

KOTA - Dinas Kesehatan Kota Pekalongan menemukan ada 20 penderita baru penyakit kusta di Kota Pekalongan pada kurun waktu Januari sampai Juni 2023.

Ditemukannya penderita kusta tersebut menambah jumlah penderita kusta di Kota Pekalongan. "Pasien kusta yang masih menjalani pengobatan ada 64 orang," ungkap Pengelola Program Kusta pada Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Indayah Dewi Tunggal, Senin (10/7/2023).

Indayah mengatakan, saat ini Dinkes Kota Pekalongan beserta kader kesehatan 14 Puskesmas se-Kota Pekalongan masih mengadakan 'Rapid Village Survey (RVS)' secara door to door di wilayah kelurahan-kelurahan di kota batik.

Adapun sasaran RVS kusta ini dilakukan per wilayah puskesmas selama 1 bulan penuh hingga akhir Juli 2023 nanti.

Kegiatan yang rutin dilakukan setahun sekali ini sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam melakukan deteksi dini penyakit kusta. Sekaligus untuk melakukan penyisiran dan deteksi dini pencegahan dan pengendalian penyakit kusta di Kota Pekalongan.

Mengingat, penyakit kusta di wilayah Jawa Tengah sudah mengalami eliminasi, tetapi di Kota Pekalongan sendiri belum, dimana angka prevalensinya masih cukup tinggi yakni 2, yang seharusnya kurang dari 1.

"Dengan adanya deteksi dini melalui kegiatan RVS door to door ini bisa diketahui penderita-penderita kusta baru yang nantinya bisa segera diobati dan mencegah tidak menularkan ke orang lain," ucap Indayah.

Indayah menuturkan, penyakit kusta harus mendapatkan pengobatan. Ada 2 tipe penderita kusta yaitu kusta kering (PB : Pausi Basiler/kuman sedikit) dan kusta basah (MB : MultiBasiler) atau kuman banyak. Untuk PB diobati selama 6 bulan, bercak mati rasa di bawah 5 bulan, sedangkan tipe MB pengobatannya setahun.

"Kusta bukan penyakit karena kutukan, makanan maupun keturunan, melainkan kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, yang menyerang kulit dan jaringan saraf perifer serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung," jelas Indayah.

Menurutnya, penularan kusta bisa melalui kontak kulit yang lama dan erat dengan pengidapnya.

Indayah menerangkan, dengan menjaga kebersihan lingkungan di wilayah dan sanitasinya, serta menjaga daya tahan imun merupakan bagian awal dari pencegahan dini penyakit kusta.

Pencegahan kusta bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri terutama bagian kulit, mengongsumsi makanan bergizi, dan mandi minimal 2 kali sehari. Sedangkan yang sudah ada kontak dengan penderita kusta akan dicegah dengan kemoprofilaksis yakni minum obat rifampisin dosis tunggal untuk menghindari kasus baru di tahun mendatang,

"Sebenarnya kusta itu seperti TB atau Tuberkulosis, sama-sama menular tetapi angka penularannya sekitar 3 persenan. Dengan memiliki daya tahan tubuh yang bagus, tentu seseorang tidak tertular," imbuh Indayah. (way)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: