Jangan Sampai Proyek Gagal Terulang Kembali

Jangan Sampai Proyek Gagal Terulang Kembali

*Komisi D Minta ULP Lebih Antisipatif

KUNJUNGAN - Jajaran Komisi D DPRD bersama DPUPR Batang saat meninjau ruas jalan yang terdampak fenomena sesar minor di Desa Jolosekti, Tulis, baru-baru ini.

BATANG - Kasus proyek gagal ternyata menjadi perhatian serius jajaran Komisi D DPRD Batang. Mereka meminta Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang dikomandoi Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda Batang agar lebih antisipatif dalam proses pelelangan, sehingga penyedia jasa yang nantinya terpilih benar-benar profesional melaksanakan pekerjaan.

Jumat (6/3/2020) lalu, jajaran Komisi D berkesempatan melakukan kunjungan kerja ke ULP. Mereka ingin memastikan kesiapan ULP mengawal proses pelelangan, khususnya pekerjaan fisik tahun ini.

"Ya selain organisasi pengelola kegiatan di OPD, ULP juga punya peran penting terhadap pelaksanaan pekejaan, terutama konstruksi. Karena mereka yang secara sistem menyeleksi calon pelaksana pekerjaannya. Maka harapan kami, proses lelang ini benar-benar mampu menghasilkan rekanan yang profesional dan bonafit, antara lain punya rekam jejak yang baik," ungkap Ketua Komisi D DPRD Batang, H Fatkhur Rahman, Selasa (10/3/2020).

Pernyataan itu juga diamini Sekretaris Komisi D, Nur Cahyaningsih. Menurutnya, OPD pengelola proyek fisik perlu belajar dari pelaksanaan pekerjaan tahun 2019, di mana masih ditemui kasus proyek gagal di akhir tahun.

"Ya misalnya saja proyek penataan drainase dan trotoar Jl Dr Wachidin, kami menyayangkan proyek dengan nilai milaran rupiah bisa gagal selesai. Kan masyarakat ikut dirugikan. Ternyata biang masalahnya kan rekanan tidak memiliki kemampuan finansial memadai. Nah, track record semacam ini semestinya bisa diantisipasi di tahap lelang. Kan Pokja bisa melihat reputasi peserta lelang. Ya ini semata-mata agar kasus proyek gagal tak terulang kembali," jelasnya.

Sebelumnya, dalam masa kunker, Komisi D juga mengunjungi Desa Jolosekti, Kecamatan Tulis, di mana fenomena sesar minor terjadi dan menyebabkan terjadinya rekahan tanah. Fenomena geologi itu juga ikut mendampak Desa Manggis, bahkan ruas jalan Jolosekti-Manggis dikhawatirkan terputus jika terjadi longsor.

"Apalagi, muncul kekhawatiran bahwa cakupan sesar minor itu akan meluas dan memicu tanah bergerak atau longsor. Jalur Jolosekti-Manggis bisa terputus. Karena itu, pembuatan jalan alternatif sangat dibutuhkan. Alhamdulillah, kabar terbaru, pembangunan jalan alternatif akan diupayakan realisasinya melalui program TMMD, semoga bisa terealisasi," kata anggota Komisi D lainnya, Teguh Lumaksono.

Kunjungan tersebut juga dihadiri Kabid Prasarana Jalan dan Jembatan DPUPR Batang, Nur Haryanto, serta Kasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, Endro Suryono. Komisi D berkesempatan melihat langsung kondisi rekahan tanah.(sef)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: