Syekh Yusri: Ilmu Tanpa Disertai Tazkiyah Akan Seperti Iblis
DISKUSI PANEL - Sejumlah Syekh dan ulama dark luar negeri saat menggelar diskusi panel Sidang Komisi A Muktamar Sufi Internasional di Hotel Santika Pekalongan.-Wahyu Hidayat-
KOTA - Syekh Dr. Yusri Rusydi Sayyid Jabr Al Hasani, Mursyid Thariqah Syadziliyah dari Mesir menjelaskan bagaimana peran tazkiyah atau pembersihan diri dalam menuntut ilmu dapat menjadi wasilah untuk memperoleh ilmu yang akan mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari sifat takabur.
Hal ini disampaikan Syekh Yusri dalam Sidang Komisi A, Diskusi Panel: Pendidikan Sufistik dan Pengaruhnya terhadap Penyucian Diri, yang menjadi rangkaian kegiatan Muktamar Sufi Internasional atau Multaqo Sufi Al-Alami yang diselenggarakan Word Sufi Assembly (WSA) Conference 2023 di Hotel Santika, Kota Pekalongan, pada Selasa (29/8/2023), sebagaimana dilansir Jatman Online.
Syekh Yusri menjelaskan bahwa tazkiyah sendiri sebagai media untuk sampai kepada Allah Swt. Orang yang menuntut ilmu tanpa disertai tazkiyah akan terjerumus ke dalam jurang yang paling dalam yakni sombong. "Maka ilmu tanpa disertai dengan tazkiyah seperti Iblis," kata Syekh Yusri.
Syekh Yusri menerangkan, para sufi sejatinya, dalam kesendirian dan keramaian mencontohkan pribadi Rasulullah Saw, yang mana diperoleh melalu tazkiyah, yakni mencoba segala upaya untuk menundukkan hawa nafsu.
"Tasawuf dimulai dengan tazkiah dari makulat (makanan) sehingga jasad bisa dibersihkan dan selanjutnya hati akan bisa mengimani Allah dan rukun-rukunnya. Setelah pembersihan jasad maka akan sampai kepada hati yang senantiasa bersyukur dalam kondisi apa pun dan lisan yang senantiasa berdzikir," terangnya.
Syekh Yusri menjelaskan bahwa para Nabi memiliki sifat tawadhu yang dilahirkan dari tazkiyah. Oleh karenanya, tawadhu menjadi tanda orang melakukan tazkiyah. Sehingga orang yang ingin memperoleh ilmu yang mengantarkannya mendekatkan diri kepada Allah harus melakukan tazkiyah.
"Ilmu diperoleh pertama kali dengan kasih sayang (rahmah), sebagaimana sufisme dibangun atas dasar cinta," lanjut Syeikh Yusri.
Menurut Syeikh Yusri, Tasawuf mencakup segala bentuk dahir dan batin manusia, baik dalam hal keagamaan maupun kemasyarakatan. Nabi Saw mencontohkan dalam hidupnya tidak pernah berlebih-lebihan, Beliau selalu berlaku itidal.
Lebih lanjut, Syekh Yusri menerangkan, setelah tazkiyah perlu suluk yang diwujudkan dengan ihsan yakni merasa dirinya senantiasa diawasi sebagaimana Rasulullah matanya tertutup tapi hatinya senantiasa berzikir, menyembah dan mengingat Allah dalam setiap keadaan.
Dalam tasawuf hal yang penting adalah tazkiyah dan muraqabah. Membiasakan untuk berzikir, salat jamaah, membiasakan berbuat baik kepada orang lain, dan ridho terhadap segala ketentuan Allah sehingga taziyah nufus ini menjadi kenikmatan dalam menjalani hidup.
"Segala ibadah yang tidak dibarengi atau disertai dengan tazkiyah tidak akan mendapatkan kenikmatan dalam ibadah," imbuh Syekh Yusri. (way)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: