Benarkah Hubungan Suami Istri Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental? Simak Ulasannya!

Benarkah Hubungan Suami Istri Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental? Simak Ulasannya!

Benarkah hubungan suami istri bisa mempengaruhi kesehatan mental --Freepik.com

RADARPEKALONGAN - Hubungan Suami istri bisa mempengaruhi kesehatan mental, benarkah? Tidak dapat disangkal bahwa konflik internal tidak bisa dihindari dalam sebuah rumah tangga yang bisa membawa dampak pada mental setiap pasangan.

Kondisi tersebut wajar terjadi pada setiap orang, mengingat seseorang mempunyai cara berpikirnya masing-masing yang terkadang berbeda dengan pasangannya. 

Namun, pertengkaran yang berkepanjangan dapat menyebabkan buruknya komunikasi dalam rumah tangga. Hal ini juga diklaim dapat mempengaruhi kesehatan mental suami dan istri. Apakah begitu?  

Bisakah kualitas hubungan pria dan wanita mempengaruhi kesehatan mental mereka?

Isara Rizkyah, psikolog klinis dewasa di Three Generations, mengatakan penting bagi pasangan untuk memperhatikan terjalinnya komunikasi dan waktu yang berkualitas.

Dengan demikian, kerjasama, keharmonisan keluarga, dan kesehatan mental tetap terjaga. Hal yang perlu dilakukan adalah terus membangun komunikasi dan waktu bersama yang baik.  

Salah satu aspek kesehatan mental adalah hubungan sosial, jelas Isara. Hubungan yang terpelihara dengan baik dengan pasangan,  mendukung aspek lain dari kesehatan mental seseorang.

BACA JUGA:PKB Gelar Halaqoh Ulama se Kabupaten Pekalongan Untuk Sukseskan Pileg, Pilpres dan Pilkada 2024

BACA JUGA:Jangan Sampe Nyasar, Ini Lokasi Pindang Tetel Om Teguh, Pindang Tetel Tepi Sawah di Buaran Pekalongan

Misalnya, mereka merasa lebih bahagia, mampu menjalankan setiap fungsi atau tugas secara optimal, serta memiliki motivasi dan semangat yang tinggi dalam melakukan aktivitas.

Sebaliknya jika kualitas hubungan antara pria dan wanita tidak terjaga maka dapat berdampak pada kesehatan mental seperti stres dan depresi. Selain itu, kualitas hubungan suami istri juga dapat mempengaruhi kemampuan emosional dan kognitif kedua ibu.  

Hal ini dapat menyulitkan suami dan istri dalam mengambil keputusan, sehingga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.  

“Ketika hubungan antara pria dan wanita memburuk, misalnya karena sering bertengkar, hal itu dapat memicu emosi negatif pada kedua belah pihak dan memengaruhi kinerja kognitif, sehingga menyulitkan penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan,” kata Isara.  

Oleh karena itu, pasangan harus menjalin komunikasi yang baik, terutama setelah kelahiran anak. Sebab, peran dan tanggung jawab mereka berbeda dan memerlukan koordinasi individu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: