Jangan Diam Saja! Ini 5 Red Flag pada Remaja yang Bisa Berpengaruh pada Perkembangannya

Jangan Diam Saja!  Ini 5 Red Flag pada Remaja yang Bisa Berpengaruh pada Perkembangannya

Meski itu merupakan hal yang baik, tetapi terdapat celah hadirnya red flag pada remaja yang harus kamu pahami, terutama sebagai orang tua.-8photo-Freepik.com

Jangan terburu-buru menyalahkan mereka. Alih-alih, lakukan diskusi tanpa menggurui dan berikan kesempatan kepada mereka untuk berbicara.

2. Menarik diri

Meski sangat potensial untuk antusias terhadap dunia luar, terdapat kecenderungan yang bertolak belakang pula, di mana remaja memilih menarik diri dari dunia sekitarnya. Mereka menjadi acuh dan tidak ingin terlibat dengan lingkungan.

Ini merupakan salah satu red flag pada remaja yang harus ditanggapi dengan serius. Sebab, ini bisa terjadi tidak hanya karena faktor internal anak berupa emosi dan kepribadiannya, tetapi bisa jadi ia mendapatkan tekanan dari luar seperti bullying yang membuatnya ingin terus-menerus mengurung diri.

3. Terus membangkang

Dalam fase ini, seseorang merasa bahwa dia bukanlah anak kecil lagi, sehingga tidak semua kehidupannya boleh dicampuri. Inilah yang membuat mereka terkadang membantah orang tua, karena mereka sedang menciptakan batasan atau boundaries.

Akan tetapi, bukan lagi sesuatu yang wajar ketika mereka menjadi terlalu membangkang dan kesulitan mengontrol emosi. Dalam situasi red flag pada remaja ini, ajaklah mereka berbicara empat mata dengan kepala dingin dan dengarkan apa yang sebenarnya mereka mau.

Baca juga Pahami Apa Itu Red Flag dalam Hubungan, Pastikan Tidak Ada dalam Hubunganmu!

4. Tidak bisa lepas dari orang tua

Karena merupakan masa transisi menuju fase dewasa, seharusnya remaja mulai mengurangi ketergantungannya kepada orang tua dan mulai menunjukkan sifat kemandirian.

Terkadang memang menjadi hal yang tidak menyenangkan ketika melihat anak sudah semakin dewasa dan tidak begitu lekat dengan orang tua. Namun, ini merupakan hal yang wajar.

Sebaliknya, akan menjadi red flag pada remaja ketika mereka sama sekali tidak mau lepas dari orang tua dalam segala aspek. Mereka masih kesulitan memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga cenderung membutuhkan bantuan dalam segala hal yang dia lakukan. Ini merupakan tanda bahwa si remaja belum bisa berkembang dengan optimal.

5. Belum mampu menyelesaikan masalah dengan baik

Memang, otak bagian prefrontal cortex yang salah satunya fungsnya sebagai kontrol terhadap pemecahan masalah belum berkembang dengan sempurna.

Itulah yang membuat remaja masih cenderung implusif, kesulitan mengambil keputusan, dan sulit mengatur diri dalam suatu konflik tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: