Kondisi Sopir Taksi, 20 Hari Tak Narik Sama Sekali

Kondisi Sopir Taksi, 20 Hari Tak Narik Sama Sekali

Ketua Paguyuban Sopir Taksi Kota Batik

KOTA - Adanya wabah atau pandemi virus corona (Covid-19) berimbas pada turunnya pendapatan berbagai lapisan masyarakat di berbagai profesi. Salah satu yang ikut terimbas adalah sopir taksi. Mereka mengaku, pendapatannya turun drastis semenjak mewabahnya Covid-19.

Sebagaimana yang disampaikan Ketua Paguyuban Sopir Taksi Kota Batik, Idham Kholik. "Ada wabah corona ini, penurunan pendapatan kami sangat drastis. Bahkan ada sopir taxi anggota kami yang sudah 20 hari ini tidak narik sama sekali, karena penumpang sepi dan ada wabah virus corona, mending dia tidak berangkat," ungkapnya, kemarin (16/4/2020).

Diakuinya, di masa pandemi Covid-19 saat ini, banyak rekannya sesama sopir taksi yang memilih berdiam diri di rumah. "Daripada nanti timbul masalah. Kami menyadari bahwa kami sopir taksi ini biasa mengangkut orang-orang dari luar kota. Maka kami harus mawas diri, lebih berhati-hati, memilih berdiam diri di rumah, padahal tanggungan kewajiban kami sangat besar," katanya.

"Tiap bulan harus bayar angsuran di leasing. Maka kami harus berjuang semaksimal mungkin agar bisa menutup itu," imbuhnya.

Dikatakan Kholik, saat ini anggota Paguyuban Taksi Kota Batik ada 17, dari yang sebelumnya sejumlah 25. "Semoga ada solusi dari pemerintah untuk membantu mengatasi kesulitan kami-kami ini, juga kesulitan seluruh masyarakat di profesi lain akibat adanya wabah virus corona. Kami sudah dengar akan ada bantuan insentif dari pemerintah, harapannya itu segera bisa terealisasi," lanjutnya.

Senada disampaikan salah satu sopir taksi di Kota Pekalongan yang juga anggota Paguyuban Taksi Kota Batik, Nur Safrudin. Pria yang sudah 9 tahun menjalani profesinya sebagai sopir taksi di kota batik ini menuturkan, turunnya pendapatan akibat sepinya penumpang imbas dari wabah corona ini terjadi sejak sekitar sebulan lalu.

"Pendapatan turun drastis. Saking sepinya penumpang, saya kadang dalam satu hari tidak dapat penumpang sama sekali. Ini terjadi sejak tanggal 14 Maret lalu," ungkapnya, kemarin (16/4/2020).

Safrudin mengungkapkan, dirinya dan beberapa rekan sesama sopir taksi selama ini biasa mangkal di depan Stasiun Pekalongan. Sehingga, dia sangat mengandalkan penumpang yang baru turun dari naik kereta di Stasiun Pekalongan. Sementara, sebagian besar perjalanan kereta api saat ini dibatalkan oleh PT KAI sebagai imbas virus corona.

"Sehingga penumpang sangat sepi. Sekarang saja kereta yang ke arah Jakarta Surabaya paling Kertajaya," katanya.

Kondisi sepinya penumpang ini menurutnya sangat berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. "Biasanya sepi penumpang itu saat dua minggu pertama puasa. Tetapi saat ini sudah sangat sepi," ujarnya.

Dengan sepinya penumpang, ia mengaku kesulitan untuk bisa menutup setoran taksi sebesar Rp4,5 juta tiap bulannya. "Saya kan bawa mobil taksi ini punya orang, tiap bulan setorannya 4,5," ungkapnya.

Jika kondisi normal, dalam sehari rata-rata Safrudin bisa membawa pulang uang Rp100 ribu untuk keluarganya. "Itu sudah dipotong untuk setoran dan bensin. Tapi saat ini, sangat sulit dapat segitu. Saya bahkan beberapa hari ini tidak narik. Hari ini dari pagi sampai siang jelang sore ini juga belum dapat sama sekali," ujarnya. (way)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: