Bolehkah Menyogok Anak agar Termotivasi Melakukan Sesuatu? Berikut Penjelasan Bunda Elly Risman

Bolehkah Menyogok Anak agar Termotivasi Melakukan Sesuatu? Berikut Penjelasan Bunda Elly Risman

Menyogok anak agar termotivasi melakukan sesuatu menurut Bunda Elly Risman.-elly.risman/ig-

"Kalau anak saya tidak mau makan, ya sudah berarti dia sedang tidak lapar. Atau porsinya terlalu besar. Kalau makanannya habis dan mau saya kasih es krim setelah itu terserah saya. Toh kalau saya tiba-tiba berubah pikiran tidak terjanjikan sebelumnya," Jelas Bunda Elly.

Cara seperti ini tentu akan lebih aman karena tidak membuat anak berharap yang nantinya menjadikan dia bisa saja kecewa.

Daripada menyogok anak, Anda bisa mengikuti cara yang diterapkan Bunda Elly sebagai berikut.

Memberikan Anak Pilihan

Jadi anak diberikan pilihan sebagai syarat. Misalnya ibu harus menjemput anak pertama di sekolah, dan ingin si adiknya ini tidur siang.

Alih-alih menyogok anak cobalah kasih pilihan pada anak. Misal, "Kalau adik mau ikut jemput kakak, maka adik harus tidur siang dulu."

"Kalau tidak mau tidur siang tidak apa-apa, Bunda nggak memaksa. Cuma jadi tidak bisa ikut jemput Abang ya."

Dengan cara ini maka anak juga diajarkan untuk mengambil keputusan. Si adek ini akan menimbang-nimbang apakah berhenti bermain dan tidur siang, sebanding dengan keseruan pergi keluar menjemput kakak?

Jadi ada hari gimana anak memutuskan untuk tidur siang dan ada waktu di mana dia tidak ingin tidur siang. Dan dia sudah bisa menentukan pilihannya sendiri.

Itu tadi beberapa pertimbangan yang perlu benar-benar dipikirkan sebelum menyogok anak dengan sesuatu agar anak nurut atau melakukan hal yang disuruh orang tuanya.

Bunda Elly kembali mengingatkan bahwa saat kecilnya biasa disogok dengan es krim, permen, dan sepeda, bagaimana saat dewasa? Karena bisa saja anak mulai menuntut orang tua di luar kemampuan orang tua.

"Mengasuh itu tidak bisa hanya dilihat pada kejadian saat itu saja. Tapi harus dipertimbangkan efek jangka panjangnya," tutur Bunda Elly.

Pertimbangkan kembali bahwa cara yang salah akan memberi dampak negatif pada masa depan anak dan keturunannya nanti. Karena pola pengasuhan itu akan terus dibawa turun temurun.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: