Gas LPG 3 Kg di Pekalongan Langka, Harga Gas Melon Tembus Rp 40 Ribu

Gas LPG 3 Kg di Pekalongan Langka, Harga Gas Melon Tembus Rp 40 Ribu

Masyarakat antre membeli gas di salah satu pangkalan gas LPG di Kelurahan Sragi Kabupaten Pekalongan.-Hadi Waluyo-

KAJEN,RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Sejak Hari Raya Idul Fitri 2024, masyarakat Kabupaten Pekalongan kesulitan mendapatkan gas melon atau gas LPG 3 kg. Pasalnya, gas bersubsidi ini tiba-tiba langka.

Maka tak heran, antrean masyarakat tampak mengular di pangkalan gas elpiji. Sebab, di pedagang eceran gas elpiji sudah sulit diperoleh. 

Saking sulitnya memperoleh gas melon, harganya pun melonjak. Di tingkat eceran, harganya berkisar antara Rp 21 ribu hingga Rp 40 ribu. Di tingkat pangkalan, harganya sudah tembus Rp 18.500 hingga Rp 20 ribu.

Antrean panjang tampak mengular di salah satu pangkalan gas elpiji di Jatimalang, Kelurahan/Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Senin siang, 15 April 2024. Agar semua bisa mendapatkan gas, pangkalan inipun membatasi pembelian. Satu orang, satu gas melon. 

Agar tak ada pembelian ganda, warga yang akan membeli gas 3 kg di pangkalan ini harus mengumpulkan KTP. Selanjutnya, pekerja di pangkalan ini akan memanggil nama yang tertera di KTP untuk bisa membeli gas melon tersebut.

Sudaryono, salah satu pembeli, mengaku, gas 3 kg sudah langka sejak Lebaran 2024 lalu. Warga kesulitan untuk mendapatkan gas melon. Di beberapa pedagang pengecer, gas melon habis.

Baca juga:Musim Hujan Buat Pasokan Gas LPG 3 Kilo di Batang Sempat Tersendat

"Gas langka sejak Lebaran kemarin," keluh dia.

Ia berharap, pasokan gas bisa normal kembali. Sehingga warga tidak kesulitan lagi mendapatkan gas. 

Akibat kelangkaan itu, harga gas di tingkat eceran melonjak. Ada pedagang yang menjual dengan harga Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu. "Paling murah di wilayah Sragi Rp 25 ribu," kata dia.

Sementara itu, pemilik pangkalan gas, Tri Harto mengatakan, suplai gas saat Lebaran kemarin memang sempat tersendat karena ada libur Hari Raya Idul Fitri. Akibatnya, jatah 350 tabung perhari yang diterimanya cepat habis dalam waktu sekejap. Sebab, banyak pembeli yang datang dari wilayah lainnya.

Agar ada pemerataan, pihaknya memang meminta warga yang akan membeli gas agar membawa kartu identitas diri. Pembeliannya pun dibatasi hanya satu tabung gas untuk setiap orangnya.

Menurutnya, pasokan gas saat ini mulai normal. Sehingga gas sebenarnya tidak langka. Namun, akibat banyak pembeli pendatang akhirnya gas cepat habis. 

"Banyak orang yang datang ke sini bawa tabung semua, sehingga terjadi lonjakan pembelian. Di sini harganya Rp 20 ribu, ndak ada kenaikan," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: