Malu karena Merasa Sudah Mampu, Pilih Mundur dari PKH

Malu karena Merasa Sudah Mampu, Pilih Mundur dari PKH

BATANG - Sebanyak 217 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dinyatakan telah 'lulus', maupun ada yang secara suka rela mau mengundurkan diri. Beberapa diantara mereka memilih untuk mengundurkan diri karena ekonomi keluarganya sudah membaik.

Bupati Wihaji berada di tengah-tengah ratusan ibu-ibu pada kegiatan Gelegar PKH yang berlangsung di Lapangan Desa Pangempon Kecamatan Bawang. Minggu (21/4/19). (dok Istimewa)

Untuk itu, bagi yang dinyatakan lulus ataupun dengan kesadaran sendiri memilih untuk mengundurkan diri, maka mereka mendapat bingkisan spesial dari Bupati Batang yang diserahkan pada acara Gelegar PKH yang berlangsung di Lapangan Desa Pangempon Kecamatan Bawang. Minggu (21/4/19).

Ibu-ibu yang menerima hadiah tersebut dulunya merupakan penerima manfaat PKH dari 2 kecamaatan, yakni Bawang dan Reban.

Juwariyah (30) salah satu perwakilan dari Kecamatan Reban, yaitu dari Desa Polodoro, mengaku bersama puluhan rekanya mendapatkan bantuan program PKH sudah sejak tahun 2013.

"Uang dari PKH sepenuhnya saya gunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, disamping untuk modal usaha. Allhamdulilah setelah bekerja keras memutarkan uang tersebut, kini toko sembako yang saya buka dirumah sudah berjalan dan mampu memenuhi kebutuhan kami sekeluarga," ungkap Juwariyah.

Juwariyah mengaku, sudah merasa mampu dan mempunyai pekerjaan, sehingga memutuskan untuk keluar dari PKH tanpa ada paksaan dari siapapun.

"Harapanya ada teman-teman lain yang mengikuti jejak kami untuk keluar dari PKH dan belajar hidup mandiri tanpa ada ketergantungan dari bantuan. Jujur saya merasa malu karena ada yang lebih berhak mendapatkan bantuan, dari pada kita yang masih muda dan masih produktif. Seperti jompo, atau janda yang sudah tua," jelas Juwariyah.

Bupati Batang Wihaji yang hadir bersama istri pada acara tersebut mengaku bangga dan sangat bersyukur dapat mewisuda para KPM. Rata-rata mereka yang saat ini masih menerima bantuan mungkin saja sudah ada yang kaya, tapi masih berharap bantuan dari Pemerintah.

Karena itulah, gelegar PKH juga bertujuan untuk memupuk semangat kebersamaan senasib sepenangungan sesama warga yang kurang beruntung, tetapi juga agar ingat kepada warga lain yang belum mendapatkan bantuan. Selain itu hal yang paling penting dari wisuda ini adalah menumbuhkan kesadaran bagi para penerima manfaat untuk tidak menerima lagi, tetapi bergantian ke masyarakat lain yang lebih membutuhkan bantuan tersebut.

"Ini adalah bagian semangat dari para pendamping PKH untuk memotong masyarakat yang kurang beruntung. Jangan sampai generasi kedepan bernasib sama seperti orang tuanya," kata Wihaji.

Bupati menjelaskan, kedepan pemkab akan mengintegrasikan dari sekian para penerima manfaat PKH untuk ikut bergabung dengan program seribu wirausaha baru. Sehingga disitu ada keberlangsungan dari mantan KPM maupun yang masih aktif untuk berusaha memperbaiki perekonomian keluarganya.

"Saya selalu mendoakan warga yang bernasib kurang beruntung semoga kelak ada perubahan perekonomian yang lebih baik lagi" tutup wihaji

Sementara Kepala Dinas Sosial Kabupaten Batang Djoko Tetuko mengatakan, kegiatan wisuda ini merupakan kali kedua setelah tahun pertama dilaksanakan di Kecamatan Wonotunggal dengan mewisuda 200 peserta KPM dan ditahun kedua kita mewisuda 217 peserta KPM.

"Jumlah peserta wisuda dari program PKH tidak bisa drastis, mengingat perlu kesadaran yang tinggi dari penerima KPM, namun para teman-teman pendamping PKH selalu berjuang untuk mendapingi baik penerima KPM maupun mantan KPM untuk hidup yang lebih baik lagi" tandas Djoko Tetuko. (red/hmb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: