Ahli Klowong Batik Tulis Rifa'iyah Tersisa Tiga Orang

Ahli Klowong Batik Tulis Rifa'iyah Tersisa Tiga Orang

Workshop Pelaku Ekonomi Kreatif Sub Sektor Kriya Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng di Galeri Batik Rifa'iyah Kalipucang Wetan Batang. -Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-

*Pemprov Jateng Fasilitasi Workshop Batik untuk Pelaku Ekraf

BATANG, RADAR PEKALONGAN - Kabupaten BATANG memiliki ragam Batik tulis seperti Batik Rifa'iyah dan Batik Khas Batangan. Meski potensial, regenerasi pembatik di BATANG belum berjalan dengan baik.

Bahkan saat ini, ahli Klowong, atau orang yang bertugas membuat motif dasar batik untuk Batik Rifa'iyah pun kini hanya tersisa tiga orang. Bahkan ketiganya berusia lebih dari 58 tahun. 

"Sekarang untuk yang bisa ngklowong itu tersisa tiga orang. Umurnya 58 tahun lebih. Oleh karenanya perlu adanya regenerasi lagi," jelas pegiat Batik Tulis Rifa'iyah, Miftakhutin saat mengikuti Workshop Pelaku Ekonomi Kreatif Sub Sektor Kriya Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng di Galeri Batik Rifa'iyah Kalipucang Wetan Batang. 

BACA JUGA:Viral Video Mesum di Cafe Pantai Sigandu Batang, 200 Gazebo Ditertibkan Aparat Gabungan

Dikatakannya saat ini ada sekitar 20 anggota pembatik yang masuk di Kelompok Usaha Bersama (KUB). Namun yang aktif hanya sekitar tujuh orang. 

"Alhamdulillah ada workshop dan sertifikasi. Dan tadi saya lihat ada muda-mudi yang ikut. Meski belum banyak kami berharap mereka bisa langgeng dan tekun di dunia Batik tulis ini," harap perempuan yang kerap disapa Utin ini. 

Sementara itu, Kabid Pengembangan SDM Parekraf Disporapar Jateng, Harlina Chrismaryanti menyebut Workshop ini diberikan sebagai upaya regenerasi pembatik Rifa'iyah. Dimana Batik Rifa'iyah ini terancam punah lantaran minat membatik yang kurang. 

BACA JUGA:Rombak 89 Jabatan Jelang Pilkada, Pj Bupati Batang Tepis Keterkaitan dengan Politik

"Batang ini sudah ditetapkan sebagai Kabupaten Kota Kreatif dari Kemenparekraf dari subsektor kriya, hanya saja ada ancaman punahnya Batik Rifa'iyah karena minimnya minat generasi muda. Setelah kami tanyakan, mereka yang masih tersisa dan muda-mudi sekitar ingin belajar tentang batik klowongan, jadi kami bantu fasilitasi pembelajaran canting klowonhan," ujarnya. 

Pihaknya pun mengundang narasumber dari LSP batik untuk menambah pengetahuan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) batang. Sehingga bisa lebih kreatif dan inovatif, tanpa meninggalkan ciri khas batik Batang. 

Workshop ini diharapkan juga bisa mendorong pelaku ekraf batang untuk mengantongi sertifikasi. Sehingga nantinya kompetisi mereka lebih diakui. 

"Dengan sertifikasi ini, mereka tidak diragukan lagi kredibilitasnya. Akan bisa bersaing secara global. Dan dimanapun mereka berada, seperti di industri kreatif mereka juga bisa diterima," jelasnya. 

Kepala Disparpora Batang, Ulul Azmi menyebut kegiatan Workshop Kriya Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Sub Sektor Kriya Batik ini sebagai wujud nyata Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Batang untuk terus mengedukasi masyarakat terutama pelaku ekonomi kreatif. Sehingga dapat meningkatkan kualitas produk dan kualitas pemasaran produknya. Dan dapat bersaing dalam industri kreatif ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: