Manfaatkan Pekarangan Sekolah, SDN Tembok 01 Limpung Mampu Hasilkan Produk Olahan Jahe Kekinian

Manfaatkan Pekarangan Sekolah, SDN Tembok 01 Limpung Mampu Hasilkan Produk Olahan Jahe Kekinian

Manfaatkan Pekarangan Sekolah, SDN Tembok 01 Limpung Mampu Hasilkan Produk Olahan Jahe Kekinian-Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-

BATANG, RADAR PEKALONGAN - Halaman dan pekarangan sekolah, tak sekadar dimanfaatkan untuk penghijauan. Oleh SDN 01 Tembok, halaman dan pekarangan sekolah disulap menjadi kebun jahe. 

Tak hanya dijadikan sebagai tanaman obat dan keluarga, jahe yang dihasilkan turut diolah menjadi minuman kekinian berkhasiat. 

Produk dengan nama Bandrek Jahe Cappucino Cincau Saestu ini pun sudah punya pelanggannya tersendiri. Bahkan sering dipesan untuk sajian hajatan. 

BACA JUGA:Tingkatkan Usaha Eks-Pekerja Konstruksi Demobilisasi PLTU Batang, BPI dan PT PII Berikan Tambahan Modal Kerja

"Produk yang kami hasilkan dalam rangka penghijauan sekolah. Dan kami pilih jahe karena bisa diolah menjadi produk lagi. Kebetulan di sini kami olah menjadi minuman kesehatan, yang kami racik dengan rasa kekinian dengan tambahan cappuccino cincau," jelas Kepala SDN Tembok 01 Limpung, Suparna didampingi perwakilan guru, Sulasni. 

BACA JUGA:Selamat, Tiga Sekolah di Batang Raih Penghargaan Adiwiyata Provinsi Jawa Tengah

Yang menarik, proses pengolahan jahe ini turut melibatkan siswa. Baik dari proses penanaman, panen hingga pengolahan menjadi produk siap saji. Bahkan pemrosesan produk olahan jahe ini sudah disinkronkan dengan kurikulum sekolah, lewat muatan lokal pengolahan jahe emprit. Sehingga modul ajarnya pun telah disesuaikan dengan tingkatan kelasnya. 

"Sekali proses tanam hingga panen biasanya membutuhkan proses 7-8 bulan. Tetapi karena kami ada beberapa spot tanam, jadi bisa dipanen beberapa kali. Di satu spotnya bisa menghasilkan sekitar 50 kilogram jahe emprit," ujarnya. 

BACA JUGA:DLH Batang Dorong Sekolah di Batang Jadi Sekolah Adiwiyata

Sebelumnya, pihaknya juga pernah bekerjasama dengan Kelompok Tani Wanita (KWT), dalam pengolahan sayuran. Bahkan pengolahan tanaman sayur ini telah ditinjau dari luar negeri.

"Sebelumnya kita sempat tanami dengan sayur. Namun untuk jahe ini baru baru memasuki tahun kedua. Alhamdulillah akhir tahun lalu, kami juga mendapat bantuan dari dinas berupa laboratorium untuk pemprosesan jahe," imbuhnya.

Pihaknya berharap lewat program ini, bisa menjadikan anak berwawasan lingkungan dan juga bisa punya potensi untuk berwirausaha. (nov) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: