Menengok Rekam Jejak Investasi di Kabupaten Batang

Menengok Rekam Jejak Investasi di Kabupaten Batang

Menengok Rekam Jejak Investasi di Kabupaten Batang (4)
SERAHKAN - Bupati Batang saat memberikan kenang-kenangan kepada investor asing saat berkunjung ke Batang beberapa waktu lalu. NOVIA ROCHMAWATI

Puluhan Investor Antre Investasi di Batang

Siapa bilang Kabupaten Batang tidak pro investasi? Nyatanya tahun 2018 lalu kabupaten yang berada di bawah pimpinan Wihaji-Suyono ini berhasil menepis tanggapan tersebut. Dengan potensi yang ada, Batang berhasil meraih peringkat dua realisasi investasi di Jawa Tengah, mencapai Rp8.5 Triliun hingga triwulan ketiga 2018, dan mencapai Rp14 Triliun di akhir 2018. Bahkan tahun ini, Batang sudah berhasil meraih target realisasi tahun 2019 yang ditetapkan pemprov Jateng. NOVIA ROCHMAWATI - Batang

Boleh jadi, beberapa tahun lalu Batang bukanlah pilihan utama para investor untuk menanamkan modalnya. Namun seiiring dengan prospek yang menjanjikan, investasi di Batang perlahan tumbuh. Sarana prasarana penunjang pun digenjot untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam dan energi yang ada di Batang.

Menengok Rekam Jejak Investasi di Kabupaten Batang (3)
DAMPINGI - DPMPTSP Batang saat melakukan pendampingan lapangan dan meninjau langsung kondisi beberapa perusahaan. NOVIA ROCHMAWATI DOK

"Kami maksimalkan potensi yang ada. Kami punya PLTU dengan 2x 1.000 MW, juga masih banyaknya sumber daya air yang berasal dari daerah pegunungan. Apalagi letak Batang ini berada di tengah-tengah, jadi sangat strategis. Selain itu sudah didukung dengan pelabuhan, stasiun kereta api dan juga tol trans jawa. Kami harap sarana prasarana ini bisa mendorong visi-misi kami untuk mendatangkan 100 investor ke Batang," terang Bupati Batang Wihaji, saat ditemui di sela-sela kesibukkannya, Selasa (9/7).

Meski hingga kini masih terganjal perubahan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), nyatanya Batang mampu menunjukkan taringnya. Bak magnet, puluhan investor dari lintas bidang rela mengantre dan menjalani konsultasi penanaman modal di Batang. Tak tanggung, pada awal Maret peluang investasi di Batang pun sudah dilirik investor asing. CEO Al SHAEIR Company Group-KSA & lotus Middle East Egypt asal Negara Mesir, Senior Vice Presiden Of Proj-Get Consultans Inc dari Kanada datang langsung ke Batang.

Kedatangan investor asal Mesir dan Kanada ini atas rekomendasi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Arab Saudi untuk dapat berinvestasi di Batang. Bahkan pihak investor telah menyiapkan dana sekitar 50-70 Juta USD untuk berinverstasi di Indonesia, termasuk di Batang.

"Ternyata tertarik datang ke Batang, ada tiga hal yang rencana investasinya di pariwisata Pantai Sigandu, Batang Super Block yang di dalamnya ada hotel dan mall, serta Hospital Tourism atau wisata rumah sakit. Tentunya akan ada banyak pekerjaan baru dan pertumbuhan ekonomi. Ini bagian dari yang kita dambakan karena banyak investor yang mengantre di Batang," ujarnya.

Berbicara soal angka, realisasi investasi yang ada di Batang tahun 2018 berhasil tembus ke peringkat dua se Jawa Tengah, dengan jumlah Rp8.5 Triliun di triwulan ketiga 2018, dan total Rp14.08 Triliun di akhir 2018. Tak hanya itu, untuk 2019 Batang sudah berhasil melampaui target realisasi investasi dari pemprov Jateng di triwulan pertama.

REALISASI INVESTASI DI BATANG
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Batang - Sri Purwaningsih
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Batang - Sri Purwaningsih

Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Batang, Sri Purwaningsih membenarkan capaian ini. Menurutnya realisasi invetasi Batang di triwulan pertama, telah menembus target yang ditetapkan pemprov Jateng sebesar Rp4 Triliun.

"Untuk target realisasi investasi Tahun 2019, Bahkan kami sudah melampaui target dari pemprov Jateng. Dari data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang kami terima pada triwulan ini, kami sudah tembus sekitar Rp4 Triliun lebih. Dan itu sudah melampaui target dari provinsi," jelas Sri Purwaningsih.

Pihaknya tak menampik, disahkannya Perda RTRW yang baru bakal makin menggeliatkan iklim investasi di Batang. Pasalnya pemkab sudah menyiapkan sekitar 3.500 hektare lahan untuk kawasan industri, yang tersebar di beberapa kecamatan. Meliputi Kandeman, Tulis, Subah, Banyuputih, dan Gringsing. Perda ini sangat ditunggu masyarakat Batang untuk mencapai perubahan percepatan pertumbuhan ekonomi.

"Sebelum RTRW yang baru disahkan saja realisasi investasi Batang sudah bisa memenuhi target. Apalagi jika nanti disahkan, dan sudah puluhan investor yang sudah menunggu. Ada pabrik sepatu, pabrik garmen dan masih banyak pabrik lainnya. Dan perusahaan ini juga nantinya akan menyerap sekitar 6-7 Ribu lebih karyawan. Sehingga jika RTRW disahkan, bukan tidak mungkin visi-misi Pak Bupati mendatangkan 100 investor dan membuka 10 Ribu lapangan kerja bisa tuntas di tahun ini atau tahun 2020," jelas perempuan berhijab ini.

Tak hanya potensial, pelayanan yang memudahkan investor juga menjadi alasan ketertarikan investor memilih Batang. Batang pun sudah menerapkan pelayanan secara online melalui sistem Online Single Submission (OSS) sejak Agustus 2018. Pelayanan ini pun diharapkan dapat memudahkan investor, terutama yang belum bisa menyempatkan waktunya berkunjung Batang.

"Kami berusaha memberikan pelayanan dan pusat informasi secara online. Jadi kalau memang sudah memenuhi aturan RTRW dan persyaratan lainnya, perizinan bisa langsung diterbitkan. Jadi pelayanan di Batang sama sekali tidak dipersulit. Mungkin jika ada yang mengeluh, karena mereka belum sesuai dengan RTRWnya," jelasnya.

Menengok Rekam Jejak Investasi di Kabupaten Batang (1)
TINJAU - Pemilik PT Saputra Jaya Mandiri, Amin Saputra saat mendampingi menteri Rini Soemarno meninjau lokasi salah satu proyek perumahan di Batang. DOK

Salah satu investor di Batang dari PT Saputra Jaya Mandiri, Amin Saputra menjelaskan ketertarikannya berinvetasi di Batang. Ia sudah melihat potensi investasi di Batang sejak tahun 2012 lalu. Terlebih dengan minimnya lahan di Kota Pekalongan, ia lebih tertarik untuk mengivestasikan modalnya di Batang, pasalnya masih banyak lahan yang murah dengan sumber energi yang melimpah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: