Pulang ke Batang Setelah 19 Tahun Hilang di Malaysia, Ribut Disambut Pelukan Sang Kakak

Pulang ke Batang Setelah 19 Tahun Hilang di Malaysia, Ribut Disambut Pelukan Sang Kakak

Momen Ramadan 2025 ini, Ribut bisa berkumpul kembali bersama keluarganya di kampung halamannya di Desa Candirejo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Kepulangannya disambut dengan isak tangis dan pelukan erat dari keluarga serta warga desa yang sudah lama-Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-

BATANG, RADAR PEKALONGAN - Hampir dua dekade, keberadaan Ribut Uripah tak terdengar oleh keluarga. Pasca merantau ke negeri jiran 19 tahun lalu, Ribut dinyatakan menghilang di Malaysia. 

Namun siapa sangka, di momen Ramadan 2025 ini, Ribut bisa berkumpul kembali bersama keluarganya di kampung halamannya di Desa Candirejo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Kepulangannya disambut dengan isak tangis dan pelukan erat dari keluarga serta warga desa yang sudah lama merindukannya.

Tamat, sang kakak, langsung menangis dan memeluk Ribut erat begitu bertemu.

BACA JUGA:Kisah Pilu Ribut, Warga Batang yang Tinggal di Gubuk Hutan Malaysia Selama 19 Tahun

"Saya langsung peluk erat dan cium kening adik saya. Tidak menyangka bisa bertemu lagi setelah bertahun-tahun," ucapnya penuh haru, Jumat 21 April 2025.

Diakui Tamat, pihak keluarga tak henti-hentinya mendoakan keselamatan Ribut. Setiap ada pengajian, namanya selalu disebut dalam doa, berharap suatu saat bisa kembali ke rumah.

"Ya, selama ini kami sudah berupaya. Sampai kalau ada pengajian gitu, nama Ribut Uripah kami sertakan. Alhamdulillah bisa ketemu lagi dengan kondisi sehat. Pas bertemu tadi ya semua menangis, terharu lah," tutur Tamat dengan mata berkaca-kaca.

BACA JUGA:Berdaya Lewat KWT, Perempuan Batang Sulap Pertanian Jadi Peluang Bisnis

Kepulangan Ribut difasilitasi oleh Yoyok Riyo Sudibyo, mantan Bupati Batang yang ikut membantu proses pemulangannya. Setibanya di rumah pada pukul 16.00 WIB, warga Desa Candirejo menyambutnya dengan penuh kehangatan.

Setelah hampir dua dekade berada di negeri orang, Ribut tak menyangka banyak hal telah berubah di kampung halamannya.

"Iya, banyak yang sudah berubah, beda semua. Sekarang sudah ramai, jalannya sudah halus. Dulu masih batu-batu. Tadi ketemu tetangga, ada yang ingat, ada yang lupa," katanya sambil tersenyum.

Karena rumahnya sudah tidak layak huni, Ribut untuk sementara tinggal di rumah kakaknya, Tamat.

BACA JUGA:Peringati HUT ke-59 Batang, PKK Batang dan Lintas Sektor Berikan Bantuan Sosial ke Masyarakat

"Alhamdulillah senang bisa pulang kampung. Sampai rumah sudah ramai sekali, orang-orang seperti mau ada pengajian," ujarnya dengan logat Melayu yang masih melekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: